Tarian Riau – Kebudayaan melayu sudah berkembang pesat pada masa lampau yang memberikan warisan peradaban tak ternilai untuk masyarakat di tanah Sumatera. Salah satu wilayah yang menjadi pewaris budaya tersebut adalah Riau dan Kepulauan Riau. Ada begitu banyak peninggalan kebudayaan melayu seperti salah satunya adalah tarian tradisional. Dalam kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang tarian daerah Riau dan penjelasannya untuk menambah pengetahuan anda seputar budaya Indonesia.
Isi Artikel
Daftar Nama Tarian Riau
Tari Gamelan
Tari gamelan merupakan tarian daerah Riau yang dipersembahkan pertama kalinya di Pekan Pahang tahun 1811 untuk upacara persandingan Tengku Hussain yakni putera Sultan Abdul Rahman yang memerintah Lingga dengan Wan Esa yakni adik perempuan pada Bendahara Ali dari Pahang.
Menurut Tengku Mariam, pada awalnya tarian ini terdiri dari 77 gamelan dan kini hanya tersisa 33 jenis seperti Kending Gajah, Kunang kunang Mabuk, Galuk Merajuk, Silatin, Lolo, Ayak ayak, La mbang Sari, Ketam Renjung dan sebagainya. Tarian adat Riau ini dilakukan para wanita dengan lemah gemulai yang mengandung unsur Melayu dan juga Jawa didalamnya.
Tari Makan Sirih
Tari makan sirih atau disebut juga dengan tari persembahan merupakan tarian Khas Riau yang biasanya ditampilkan sebagai persembahan para tamu negara atau tamu agung. Ketika tarian Riau ini dilakukan, maka salah satu penari akan membawa kotak berisi sirih yang akan dibuka dan tamu yang diangga agung akan mendapat kesempatan pertama untuk mengambil sirih tersebut sebagai bentuk penghormatan.
Sirih yang digunakan tidak hanya sebagai benda namun juga untuk mendekatkan pergaulan sehingga meningkatkan kesadaran sosial jika manusia akan saling berhubungan dengan manusia lainnya. Tarian akan dibawakan 5 hingga 9 penari dan satu orang dianggap istimewa karena membawa tepak untuk persembahan tamu. Tepak tersebut mengandung filosofi tinggi sebab tamu yang diberikan sirih tidak memakannya, maka dianggap tidak sopan.
Gerakan tari ini sangat sederhana dan bertumpu pada gerakan tangan serta kaki. Meski awalnya dilakukan oleh para remaja, namun kini tarian ini juga bisa dilakukan oleh orang yang lebih tua. Untuk busana penari perempuan menggunakan baju adat bernama baju kurung teluk belanga. Pada bagian kepala terlihat mahkota lengkap dengan hiasan berbentuk bunga serta pernak pernik seperti dokoh, anting dan juga gelang. Sedangkan untuk bagian tubuh akan dibalut kain songket berwarna cerah.
Tari Melemang
Tari melemang adalah tarian Kepulauan Riau yang sudah dikenal sejak abad ke-12. Pada waktu itu, melemang bukanlah sebuah tarian untuk rakyat biasa namun hanya bisa dilakukan di istana yang dilakukan dayang dayang sekitar istana seperti daerah Tanjungpisau Penaga yang dipersembahkan waktu raja sedang istirahat.
Ketika tarian Riau ini ditampilkan, maka akan memperlihatkan kecakapan para penari ketika mengambil sesuatu seperti uang receh, sapu tangan dan lainnya dengan cara melemang yakni berdiri sambil membungkukkan badan ke arah belakang. Tarian ini setidaknya dilakukan oleh 14 orang yang berperan sebagai raja, permaisuri, putri, 4 pemusik, 1 penyanyi dan 6 penari. Keempat pemusik tersebut adalah pemain kodian atau arkodion, pemukul gong, pemain piul atau biola dan juga penabuh tambur. Sementara untuk kostum yang digunakan adalah teluk belanga dan baju kurung sesuai dengan perannya.
Tari Zapin Matahari
Tari zapin pada awalnya berasal dari Arab yakni Yaman yang digunakan sebagai tarian hiburan istana. Tarian ini kemudian dibawa oleh Hadramaut di awal abad ke-16 ke Johor Lingga, Riau, Singapura, Brunei Darussalam. Perkembangan tarian ini sangat kental dengan adat melayu. Tari ini merupakan tarian dari Riau yang dulu hanya bisa dilakukan pria yang diciptakan atas dasar unsur sosial masyarakat penduduk. Tidak hanya sebatas ekspresi, akan tetapi wajah batiniah serta ekspresi cultural juga bisa didapatkan.
Untuk kostum penari pria adalah baju kurung cekak musang dan seluar, kain samping atau soket plekat, kopiah dan bros. Sedangkan untuk penari wanita akan menggunakan kostum berupa baju kurung labuh, kain songket, kain samping, tudung manto atau selendang, kembang goyang dan sanggul.
Tari Zapin
Tarian dari Riau bernama zapin pada awalnya diinspirasikan seorang keturunan Arab yang berasal dari Yaman dan dibawa pedagang pada awal abad ke-16. Tarian Riau ini bersifat edukatif sekaligus menghibur yang dipakai sebagai media dakwah Islami lewat syair lagu zapin yang didendangkan.
Musik pengiring dari tarian ini cukup beragam dari mulai 2 alat utama berupa 1 gambus dan 3 marwas, gendang, biola, suling, akordion, dumbuk, harmonium dan juga vokal. Tarian ini juga terkenal dalam 2 jenis yakni zapin arab yang sudah mengalami perubahan dan hanya dikenal dengan satu gaya serta zapin melayu yang ditumbuhkan para ahli vokal dan disesuaikan dengan lingkungan masyarakat serta ada banyak gaya yang bervariasi.
Pada bagian awal dan akhir tarian akan memperlihatkan gerakan seperti salam dan tidak boleh menggoyangkan pinggul serta tidak boleh mengangkat kaki terlalu tinggi yang dibawakan oleh penari wanita memakai busana kebaya panjang atau baju kurung laboh dan penari pria yang memakai baju kurung cekak musang atau teluk belanga.
Tari Kuda Kepang
Tarian adat Kepulauan Riau selanjutnya adalah tari kuda kepang yang juga menjadi warisan budaya Jawa. Tarian ini bercerita tentang peperangan Rasulallah dan juga para sahabatnya yang dimainkan oleh banyak penari berjumlah 25 orang terdiri dari 9 orang penari, 5 orang pemain musik, 2 orang bamoh dan 9 sampai 15 orang penjaga kawasan.
Nantinya, tarian Riau ini akan diiringi dengan alat musik angklung, gendang dan gong. Sedangkan untuk properti yang digunakan adalah kuda, cambuk atau kecut, tali sepanjang 30 meter, jidor, kenong, saron peking dan juga bonang yang menjadi properti para petani dengan pakaian Jawa Kuno, tanjak, ketopang dan kain samping.
Tari Rentak Bulian
Tarian khas Riau bernama rentak bulian biasanya dilakukan dalam upacara Bulean yakni salah satu acara pengobatan tradisional yang sangat sakral bagi masyarakat Talang Mamak. Pengobatan nantinya akan dipimpin oleh seorang dukun besar yang disebut dengan Kumantan diiringi musik bunyi bunyian ketabung, tetawak dan juga gendang yang mengiringi gading gading atau anak anak menari merentak dan membuat kumantan kemasukan.
Tarian ini memiliki banyak fungsi seperti sarana pengobatan, tolak bala, betimbang adat atau melanggar adat, membuang sumbang, mematikan tanah, mengamankan binatang buas yang sedang mengamuk, mengangkat kumantan yang baru atau pemimpin baru dan sebagainya.
Tari Masri
Nama tarian daerah selanjutnya adalah tari masri yang merupakan jenis tari melayu modern serta terpengaruh dari negara Timur Tengah dari segi gerak tari, pakaian dan musik iringannya. Tarian ini biasanya ditampilkan para penari perempuan yang terkadang menari sambil memegang kerincing. Penari akan membawa alat hadrah yakni sejenis alat seperti kompang berukuran lebih kecil serta memiliki kepingan logam di bagian tepi sehingga menimbulkan bunyi setiap kali diguncangkan. Tarian ini umumnya dilakukan oleh 4 orang penari wanita dan 4 orang penari pria.
Tari Makan Sirih?
Serprtinya ini bagian dari tari pembukaan dalam sebuah agenda penting atau penyambutan terhadapa tamu penting. Karena Makan Sirih merupakan bagian dari tradisi Suku Melayu yang ada di Riau. Setiap Tamu penting yang datang maka akan di suguhkan dengan tar Makan Sirih ini. Terimakasih atas informasi, menginformasikan budaya sama dengan ikut melestarikan budaya kita, Indonesia!