Tarian Banten

Tarian Banten – Banten termasuk provinsi yang bisa dikatakan masih muda namun tetap memiliki banyak kekhasan dan keunikan dari mulai kuliner, seni budaya, wisata belanja, tingkat kereligiusan masyarakat dan masih banyak lagi. Seperti salah satu kesenian dari masyarakat Badui yakni debus yang masih terus dilestarikan sampai sekarang sehingga menjadi daya tarik pariwisata bagi provinsi ini. Tidak hanya itu, namun ada beberapa tarian Banten yang juga memiliki keunikan masing masing seperti yang akan kami jelaskan dalam artikel berikut.

Daftar Nama Tarian Banten

  1. Tari Maler Bedug

tarian banten

Tarian Banten bernama tari maler bedug merupakan pembaharuan dari tari rampak bedug yang terinovasi dari berbagai musik tradisi Banten serta gerakan dari sifat terumbu dan juga bedug pamarayan. Tarian ini biasanya dilakukan pada tarian pembuka dalam sebuah acara penyambutan tamu. M. Agus Hilman yang merupakan pewaris ilmu silat Banten ini mengatakan jika sifat terumbu masuk dalam perguruan dasar silat tertua di daerah Banten. Sedangkan rampak memiliki arti serempak sehingga tarian rampak bedug yang merupakan perpaduan dalam tari maler bedug ini diartikan sebagai tarian tradisional dengan memakai alat musik bedug yang dilakukan secara serentak atau bersamaan.

  1. Tari Ngebaksakeun

tarian dari banten

Tari ngebaksakeun merupakan tarian dari Banten yang diadopsi dari pijakan silat terumbu dengan gaya dari Kabupaten Pandeglang dan biasanya akan dipertunjukkan untuk menyambut tamu. Durasi tarian ini hanya berdurasi selama 5 menit dan kostum yang digunakan didominasi dengan warna biru.

Sifat terumbu sendiri merupakan ilmu bela diri yang berasal dari Banten. Hal yang membedakan dari pencak silat ini dengan pencak silat lain adalah dari sebutan, jurus, ritual dan juga fungsi. Pada akhir penampilan tari ngebaksakeun ini sangat identik dengan debus yang merupakan keterampilan bela diri dari suku Banten.

  1. Tari Grebeg Terbang Gede

tarian daerah banten

Tarian daerah Banten bernama tari grebeg terbang gede merupakan tarian kreasi yang diambil dari kesenian Terbang Gede pada Kota Serang yang digabungkan dengan pencak silat khas Banten dan menjadi tarian selamat datang untuk menyambut tamu agung. Tarian khas Banten ini disebut dengan terbang gede karena memakai alat musik utama berupa terbang besar atau gede yang pada awalnya digunakan untuk penyebaran agama Islam dan berkembang menjadi upacara ritual seperti ruwatan rumah, ngarak penganten, hajat bumi, syukuran bayi dan juga untuk hiburan. Tarian Banten ini akan dilakukan oleh beberapa orang pria yang sudah lanjut usia terdiri dari penabuh terbang gede, penabuh pengarak, penabuh sela, penabuh kempul dan penabuh koneng yang akan diiringi dengan shalawatan Nabi berbahasa Jawa atau Arab. Sedangkan grebeg sendiri diambil dari bahasa Jawa Banten yang berarti dirempung sebagai simbol masyarakat Banten yang ramah, religius dan terbuka.

  1. Tari Topeng Tani Banten

tarian adat banten

Tari topeng tani Banten merupakan tarian khas Banten yang dilatar belakangi dengan kondisi masyarakat Indonesia khususnya kaum muda yang sudah malu dan tidak mau menjadi petani. Dalam tarian ini, para penari akan menggunakan topeng yang terbuat dari anyaman bambu dan menggambarkan generasi anak sekarang yang malu menjadi petani.

Pesan dalam tarian Banten ini adalah untuk menunjukkan jika menjadi seorang petani adalah pekerjaan yang membanggakan dan nenek moyang kita sendiri juga merupakan petani yang juga terkenal dengan negeri pertanian yang makmur. Gerakan dari tari ini biasanya dilakukan oleh satu orang pria namun juga bisa lebih yang disesuaikan dengan kebutuhan atau acara. Meski ditarikan oleh seorang pria, namun gerakan tarian Banten ini akan terlihat sangat gemulai.

  1. Tari Cokek Banten

tarian khas banten

Pada awalnya, tarian tradisional Banten ini dilakukan oleh 3 orang penari wanita. Namun untuk sekarang, tarian ini bisa dilakukan oleh 5 sampai 7 penari wanita dan juga beberapa pria yang akan bermain alat musik. Ketika ditampilkan, busana para penari akan disesuaikan dengan ciri khas wanita Banten yakni menggunakan kebaya serta kain panjang untuk bawahan.

Kebaya yang digunakan dalam tarian Banten umumnya terang dan berkilau ketika terkena lampu seperti kuning, merah, hijau dan juga ungu lengkap dengan selendang. Tarian ini biasanya dipertunjukkan sebagai penyambutan tamu kehormatan dan juga acara pernikahan.

Nantinya penari wanita bisa mengajak mempelai pria atau beberapa tamu undangan untuk menari bersama yang ditandai dengan selendang yang dikalungkan pada leher orang tersebut. Masyarakat juga menganggap jika ketika selendang tersebut dikalungkan, maka pantang untuk ditolak karena bisa mencemari nama mereka sendiri.

  1. Tari Dzikir Saman

tarian tradisional banten

Tarian asal Banten ini berbeda dengan tari saman Aceh meski memiliki nama yang sama. Penari tari saman Banten ini dilakukan oleh pria yang membentuk lingkaran sambil berputar dan menyebutkan shalawat Nabi Muhammad SAW.

Seni dzikir saman ini juga tidak diiringi dengan alat musik dan hanya diisi dengan nyanyian menyebut asma Allah, alok serta gerakan tubuh yang berputar. Tarian Banten ini sudah ada sejak dulu yang biasanya digelar dalam acara seperti Khol Syeh Abdul Khodir, Rassulan, Jailani dan beberapa acara berbau keagamaan lain.

Fungsi dari tarian ini adalah untuk sosial, hiburan sekaligus pendidikan dimana bagian hiburan akan ada pada babak ketiga yakni babak saman dimana penonton juga akan ikut menari mengikuti alunan beluk atau lengkingan. Para penari akan dibagi menjadi 2 kelompok yang berjumlah 2 sampai 4 orang sebagai vokalis untuk membacakan syair Barjanji dan untuk 20 sampai 40 orang pria akan bertugas sebagai pengiring suara lengkingan.

  1. Tari Katuran

tarian yang berasal dari banten

Tarian asal Banten bernama tari katuran merupakan tarian bertemakan penyambutan yang memiliki arti penghormatan dan juga ajakan agar banyak orang yang mau berkunjung ke Banten. Tarian ini biasanya dilakukan oleh para wanita dengan busana dasar putih dan dibalut dengan kain yang mencolok. Seperti tarian Banten lain, tari katuran ini juga terlihat sangat indah sekaligus memperlihatkan gerakan yang unik.

  1. Tari Gitik Cokek

tarian asal banten

Tarian yang berasal dari Banten berikutnya adalah tari gitik cokek yang sudah berkembang sejak abad ke-19 di Kabupaten Tangerang, Banten. Para penari nantinya akan memakai kebaya yang disebut dengan cokek dimana tariannya sendiri terlihat serupa dengan ronggeng Jawa Tengah dan juga Sintren Cirebon.

Tarian Banten ini awalnya diadakan tuan tanah Tionghoa yang tinggal di Tangerang dan mempersembahkan tiga orang penari sebagai bentuk partisipasi dalam pesta hiburan rakyat. Ia menyertakan seorang gadis cantik dalam tarian sebagai pertunjukkan tambahan yang kemudian penari tersebut menjadi terkenal dan berdiri sendiri sebagai kelompok penari sehingga dinamakan dengan tari gitik cokek.

Hal yang menarik dari tarian ini terletak pada gerak tubuh para penari yang sangat perlahan sehingga mudah untuk diikuti. Tarian akan diawali dengan formasi memanjang dan menggerakan kaki secara maju mundur serta tangan yang direntangkan setinggi bahu. Tarian ini sering dianggap dengan erotis dan dianggap tabu pada sebagian orang karena pria dan wanita akan menari secara berpasangan dan saling berdempetan. Busana para penari ini akan menggunakan kebaya dari kain sutra berwarna ungu, hijau, merah dan kuning dengan rambut yang dikepang atau disanggul untuk menambah kecantikan para penarinya.