Tarian Kalimantan Timur

Tarian Kalimantan Timur – Kebudayaan dari Kalimantan Timur yang paling terkenal adalah dua suku terbesar yakni Dayak dan juga Kutai. Inilah yang menyebabkan dua suku ini juga menjadi ikon wisata dari wilayah Kalimantan Timur. Dari sekian banyak kebudayaan Kalimantan Timur, tarian menjadi hal unik sekaligus menarik untuk dipahami baik dari gerakan, busana dan juga makna dari masing masing tarian tersebut. Apa sajakah tarian Kalimantan Timur tersebut?, berikut penjelasan selengkapnya.

Daftar Nama Tarian Kalimantan Timur

  1. Tari Hudoq

tarian kalimantan timur

Tarian Kalimantan Timur merupakan tarian yang menggunakan topeng sebagai properti sekaligus perwujudan dari para leluhur, Dewa dan juga hewan yang biasanya akan ditampilkan ketika pembukaan lahan pertanian dan juga menanam padi di ladang. Dari kepercayaan masyarakat Dayak, tarian Dayak Kalimantan Timur ini merupakan ritual untuk memohon pada Tuhan supaya hasil pertanian bisa berlimpah.

Kata hudoq sendiri memiliki arti menjelma sehingga para penari nantinya juga akan menggunakan topeng dalam pementasan sebagai wujud dari hewan atau hama perusak tanaman seperti gagak, tikus, monyet, babi dan hewan lain. Tari hudoq juga melambangkan burung elang yang dianggap sebagai pemelihara hasil panen sekaligus pelindung bagi masyarakat Dayak. Sedangkan untuk topeng manusia merupakan lambang para leluhur serta nenek moyang masyarakat setempat.

  1. Tari Burung Enggang

tarian adat kalimantan timur

Tarian adat Kalimantan Timur ini menceritakan tentang kehidupan dari burung enggang yang sangat terkenal pada provinsi ini khususnya suku Dayak Kenyah. Sedangkan dalam bahasa Dayak Kenyak sendiri, tarian ini disebut dengan tari kancet lasan yang umumnya dilakukan para wanita Dayak.

Dari kepercayaan masyarakat setempat, nenek moyang mereka berasal dari langit yang kemudian turun ke bumi menyerupai burung enggang sehingga tarian ini juga sebagai bentuk penghormatan untuk para leluhur. Burung enggang merupakan burung mulia bagi suku Dayak Kenyah dan bulu burung tersebut sangat penting untuk setiap acara adat dan beberapa tarian seperti tari burung enggang ini.

  1. Tari Ganjur

tarian adat kalimantan timur

Tari ganjur sering ditampilkan dalam festival tarian dari Kalimantan Timur yang berasal dari Kutai Kartanegara. Ini menjadi tarian penting pada rangkaian Festival Erau dimana tarian ini akan ditampilkan pada setiap malam sebagai bagian dari ritual bepelas yang juga ditampilkan dalam upacara penobatan Sultan Kutai, menyambut para tamu agung dan acara sakral lain.

Baca Juga:   Tarian Batak

Tarian Kalimantan Timur ini dilakukan pria dan wanita yang berasal dari kalangan dalam Keraton kutai. Ciri khas dari tarian ini adalah menggunakan gada kayu berlapis kain yang disebut dengan ganjur. Ganjur tersebut akan dimainkan 2 penari pria secara berpasangan dengan gerakan seperti akan saling menyerang.

Tidak hanya ganjur, namun tarian daerah Kalimantan Timur ini juga menggunakan kipas sebagai properti untuk para penari wanita.

  1. Tari Gantar

tarian daerah kalimantan timur

Tarian tradisional Kalimantan Timur bernama tari gantar merupakan tari pergaulan muda mudi Suku Dayak Benuaq serta Suku Dayak Tanjung. Dalam tarian tersebut, para penari akan memakai tongkat dan bambu pendek sebagai properti dengan memperlihatkan ekspresi kegembiraan para penari sekaligus keramahan masyarakat Dayak ketika menyambut tamu atau para wisatawan yang hadir dalam acara adat tersebut.

Tari gantar terbagi menjadi 3 jenis yakni gantar rayatn, gantar senak dan kusak serta gantar busai. Pada gantar rayatn hanya memakai alat berupa tongkat panjang yang dihiasi tengkorak terbungkus kain merah serta berhias ibus. Tarian ini umumnya ditampilkan dalam acara budaya sehingga hiasan tengkorak tidak akan digunakan.

Sedangkan tari gantar busai memakai sepotong bambu yang akan digunakan para penari sesuai irama. Bambu tersebut diberikan 12 gelang supaya berbunyi ketika digerakkan. Sementara untuk tari gantar senak dan kusak memakai tongkat yang dipegang pada tangan kiri. Sementara kusak yakni bambu akan dipegang pada tangan kanan yang diisi biji bijian agar berbunyi nyaring. Tarian biasanya dilakukan para wanita berbalut busana tradisional suku Dayak berwarna hitam bercorak merah, hijau dan kuning serta mengenakan banyak aksesoris seperti kalung, gelang dan ikat kepala.

  1. Tari Gong atau Tari Kancet Ledo

festival tarian dari kalimantan timur

Tari gong atau kancet ledo merupakan tarian dari Kalimantan Timur dengan properti gong sebagai media saat menari. Tarian dilakukan oleh seorang gadis yang akan menari di atas gong dengan sangat anggun. Nama tarian ini diambil dari alat musik gong yang digunakan.

Baca Juga:   Tarian Maluku Utara

Ketika dipertunjukkan, para penari akan memakai busana khas Dayak Kenyah yaitu baju berhias manik manik cerah dan corak khas Dayak lengkap dengan taah. Taah akan dililit pada bagian pinggang dan kepala penari akan menggunakan lavung yaitu topi yang terbuat dari rotan berhias motif senada dengan taah dan pakaian. Sementara untuk aksesorisnya memakai kalung manik manik yang terbuat dari taring macan atau gigi. Ketika sedang menari, tangan penari akan terselip rangkaian bulu ekor burung enggang yang diiringi alat musik sapeq atau kecapi.

  1. Tari Papatai

tarian tradisional kalimantan timur

Tarian Dayak Kalimantan Timur ini menggambarkan tentang keberanian para pria Dayak ketika sedang berperang. Tarian ini tidak hanya sekedar memperlihatkan seni perang namun juga seni tari dan teatrikal. Untuk masyarakat Suku Dayak sendiri, tarian ini disebut dengan kancet papatay dimana gerakannya akan terlihat lincah sekaligus akrobatik. Gerakan yang terlihat saling menyerang dikombinasikan dengan seni tari membuat tari papatai ini terlihat indah untuk dilihat.

  1. Tari Datun Julud

tarian dari kalimantan timur

Tari datun julud merupakan tarian khas Kalimantan Timur dari masyarakat Kayan atau Kenyah di pedalaman Kutai, Berau, Bulungan serta Pasir yaitu kawasan persempadanan diantara Sarawak dengan Kalimantan Timur. Tarian ini umumnya akan dilakukan pada hari besar atau untuk menyambut kedatangan pelawat ke rumah panjang khususnya pelancong asal luar negeri.

Tarian Kalimantan Timur ini menjadi tari wajib untuk Suku Dayak kenyah sebab hanya ada dalam upacara seperti upacara adat mecaq undat atau pesta panen.

  1. Tari Leleng

tarian dayak kalimantan timur

Kata leleng dalam tarian Kalimantan Timur ini berasal dari bahasa Kenyah yang berarti berputar putar. Tarian daerah Kalimantan Timur ini bercerita tentang Utang Along yakni sebutan untuk seorang gadis yatim yang sedang bingung karena kekasihnya pergi dan belum kembali. Berputar putar menjadi lambang kebimbangan seperti ketika seseorangs edang bingun yang kemudian mondar mandir. Untuk itulah tarian ini dinamakan dengan Leleng yang biasanya tarian akan diiringi dengan nyanyian leleng.

  1. Tari Jepen

tarian khas kalimantan timur

Tarian ini diinspirasikan dari kebudayaan Melayu serta budaya Islam. Tarian adat Kalimantan Timur ini berkemban di daerah pinggiran Sungai Mahakam yang menjadi tari tradisional untuk memperlihatkan kebudayaan Melayu dinamis, atraktif, energik namun tetap bersahaja. Sama seperti tarian Indonesia lain seperti tari dana, zapin dan bedana, tari jepen juga memperlihatkan ciri khas Melayu dari mulai busana hingga tata rias.

Baca Juga:   Tarian Betawi

Tata rias para penari dibuat minimalis namun tidak meninggalkan ciri khas Melayu yang biasanya terdiri dari 2 jenis yakni tari jepen eroh serta tari jepen genjoh mahakam.

  1. Tari Topeng Kemindu

 tarian kalimantan timur dan penjelasannya

Ini merupakan tarian adat Kalimantan Timur yang berasal dari Kutai Kartanegara yang juga sering disebut dengan tari topeng Kutai untuk membedakan dengan jenis tarian tradisional lain. Dulu, tari topeng kemindu ini hanya berkembang untuk kalangan terbatas saja. Tarian hanya dilakukan seseorang dari strata sosial tertentu yaitu remaja putri kalangan bangsawan di Kesultanan Kutai.

Namun untuk sekarang, tarian ini sudah bisa dibawakan masyarakat dari luar Keraton agar bisa lebih terkenal sekaligus melestarikan seni tradisi Keraton Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Leave a Comment