Pada kesempatan ini kami akan membahas tentang semua senjata tradisional 34 provinsi beserta gambarnya.
Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya berlimpah dan bahkan paling besar di dunia. Kebudayaan tersebut sudah menjadi warisan nenek moyang yang sangat penting untuk dilestarikan.
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia masa lalu, senjata tradisional memiliki fungsi yang sangat penting untuk melindungi diri, alat perang dan juga alat untuk mempertahankan hidup.
Masing masing provinsi di Indonesia sendiri juga memiliki senjata tradisional yang berbeda beda dan sekarang hanya digunakan untuk pelengkap pakaian adat meski ada beberapa jenis senjata tradisional yang juga dimiliki beberapa provinsi di Indonesia.
Untuk ulasan kali ini, kami akan memberikan daftar nama senjata tradisional Indonesia lengkap dari 34 provinsi di Indonesia untuk Anda.
Isi Artikel
Daftar Nama Senjata Tradisional
Senjata Tradisional Aceh
Nanggroe Aceh Darussalam atau lebih sering disebut dengan Aceh mendapat julukan tanah rencong yang diambil dari salah satu senjata tradisional Aceh yang memang sudah sangat terkenal yakni rencong. Selain itu, Aceh juga memiliki beberapa senjata tradisional lain seperti yang akan kami jelaskan berikut ini.
- Siwah
Siwah adalah salah satu senjata tradisional Aceh dengan bentuk dan fungsi yang hampir sama dengan rencong. Perbedaannya, senjata siwah ini berukuran lebih besar yang dulu dipakai untuk melindungi diri dan alat perjuangan ketika melawan Belanda. Senjata ini juga biasanya digunakan sebagai pelengkap pada pakaian ulee balang serta para bangsawan yang pada bagian sarung dan gagang dilengkapi dengan hiasan emas dan permata.
- Peudeung
Selain senjata tradisional rencong, Aceh juga memiliki senjata lain seperti salah satunya adalah senjata bernama peudeung yang biasa digunakan sebagai pelengkap ketika bertarung. umumnya, senjata ini digenggam dengan tangan kiri sebagai alat penusuk atau alat tikan dan digunakan di tangan kanan untuk alat pengalih perhatian musuh serta mencincang dan pentetak tubuh lawan.
Dari bentuk gagang, peudeung Aceh ini dibagi menjadi 3 jenis yakni peudeung tumpak jingki, ulee tapak guda dan ulee meu-apet. Untuk peudeung tumpang jingki memiliki bentuk gagang seperti mulut terbuka, untuk jenis ulee meu apet memiliki gagang apet atau penahan agar tidak mudah terlepas dan untuk jenis tapak guda memiliki gagang yang bentuknya seperti telapak kuda.
Senjata Tradisional Sumatera Utara
Masyarakat Batak, Sumatera Utara dikenal sebagai suku yang sangat menjaga kebudayaan nenek moyang sebagai identitas mereka sari mulai bahasa, pakaian adat, marga termasuk juga senjata tradisionalnya. Berikut ini, kami akan berikan nama senjata tradisional dan keterangannya yang berasal dari Sumatera Utara.
- Piso Gaja Dompak
Piso gaja dompak adalah senjata tradisional Sumatera Utara yang sangat terkenal jika dibandingkan dengan senjata tradisional dari Sumatera Utara lainnya. Seperti namanya, senjata ini berbentuk pisau lengkap dengan ukiran gajah di bagian gagang. Sejarah mengatakan jika senjata tradisional ini merupakan warisan Raja Sisingamangaraja yakni Raja Kerajaan Batak pertama. Benda pusaka ini kemudian diwariskan turun temurun dan tidak pernah digunakan untuk berperang sebab percaya jika ada kekuatan magis dalam senjata tersebut.
- Hujur Siringis
Hujur siringis adalah senjata tradisional Sumatera Utara yang pertama kali ditemukan dengan bentuk seperti tombak. Senjata khas ini dipercaya menjadi senjata utama dari prajurit kerajaan Batak masa lalu yang terbuat dari material kayu ringan namun kuat dengan bilah pisau runcing di bagian ujung.
- Piso Gading
Piso gading juga menjadi senjata khas Sumatera Utara berbentuk pedang dengan bilah tajam. Senjata ini dinamakan piso gading sebab bagian gagang pegangan terbuat dari bahan dasar gading gajah sehingga cukup sulit ditemukan mengingat materialnya yang langka.
Artikel lengkapnya silahkan baca pada Senjata Tradisional Sumatera Utara
Senjata Tradisional Sumatera Barat
Sumatera Barat terkenal dengan budaya yang selalu dijaga dengan baik dari mulai bahasa, alat musik sampai beberapa jenis senjata tradisional seperti kerambit, karih dan juga ruduih seperti yang akan kami jelaskan satu per satu berikut ini.
- Kerambit
Kerambit adalah salah satu dari daftar nama senjata tradisional Indonesia yang lebih terkenal dibandingkan senjata Sumatera Utara lainnya sebab serangan yang disebabkan kerambit sangat mematikan bahkan sampai diadopsi US Marshal sebagai senjata wajib tentaranya.
Kerambit adalah pisau dengan lengkung siku di bilahnya yang sangat tajam dan memiliki bagian ujung runcing sehingga bisa melukai lawan dengan fatal. Meski luka yang ditimbulkan hanya luka sayatan, akan tetapi bisa menyebabkan luka sampai memutus urat dan otot musuh.
- Karih
Karih adalah sebutan Minang untuk senjata keris namun dengan ciri khas tersendiri. Senjata Sumatera Utara ini memiliki jumlah lekukan atau luk sedikit, sudut luk yang lebar dan hulu dilengkapi dengan ukiran melengkung ke bawah. Dulunya, senjata ini digunakan para bangsawan dan juga penghulu kerajaan. Namun untuk sekarang, karih hanya dijadikan pelengkap pada pakaian adat pengantin pria minang.
- Ruduih
Senjata tradisional Sumatera Utara berikut adalah ruduih yang terlihat seperti kelewang dengan bentuk pedang dan satu sisi bilah yang tajam. Apabila pada kelewang sisi bilah tajam dan lurus, maka pada ruduih sisi tajamnya cembung ke dalam. Bentuk bilah tersebut membuat senjata ini bisa menyerang lawan lebih mematikan sehingga digunakan para prajurit kerajaan ketika perang Manggopoh tahun 1908.
Senjata Tradisional Riau
- Pedang Jenawi
Pedang jenawi merupakan senjata yang digunakan panglima perang kerajaan Melayu saat menghadapi musuh pada zaman dahulu. Ukuran pedang jenawi ini cukup panjang yakni mencapai 1 meter sehingga digunakan untuk berperang jarak dekat. Sekilas senjata tradisional ini terlihat seperti samurai asal Jepang sehingga para ahli sejarawan beranggapan jika senjata ini berasal dari kebudayaan Jepang kuno campur kebudayaan Melayu.
- Keris Riau
Meski keris identik dengan senjata tradisional Jawa, akan tetapi Riau juga memiliki keris sebagai warisan para leluhur. Keris Riau ini memiliki keunikan tersendiri yakni jumlah luk atau lekukan sedikit lengkap dengan ukiran pada bagian gagang serta sarung yang memiliki motif flora.
- Beladau
Beladau adalah senjata tradisional jenis tusuk di Riau yang merupakan pisau belati tajam satu sisi. Beladau ini berbeda dengan belati lainnya karena lebih melengkung pada pangkal pegangan sehingga lebih nyaman untuk didorong saat digunakan. Panjang beladau ini hanya 24 centimeter yang biasanya dipakai masyarakat Riau untuk melindungi diri dan menyerang musuh dari jarak dekat.
- Kelewang
Kelewang adalah senjata sejenis golong yang pada bagian ujung bilah membesar. Senjata ini dulu dipakai prajurit kerajaan dalam peperangan. Namun untuk sekarang dipakai petani ketika di sawah atau ladang sebagai alat pertanian. Karena masih bisa digunakan hingga sekarang, maka senjata khas ini juga masih bisa ditemukan dengan mudah khususnya di provinsi Riau.
- Badik Tumbuk Lada
Badik tumbuh lada sebetulnya terkenal sebagai senjata tradisional Jambi. Namun karena letak geografis kedua provinsi ini saling berdekatan, maka kebudayaan kedua provinsi ini juga tidak jauh berbeda seperti salah satunya senjata tradisional bernama badik tumbuh lada tersebut.
Senjata Tradisional Kepulauan Riau
Badik tumbuk lado adalah senjata tradisional dari Kepulauan Riau. Badik sendiri merupakan sebutan senjata tradisional dari masyarakat Bugis dan beberapa daerah di Sumatera. Sedangkan tumbuk lada atau tumbuk lado merupakan senjata Melayu dan masyarakat Semenanjung Melayu.
Badik tumbuk lado ini berukuran 27 hingga 29 cm dengan lebar 2.5 hingga 4 cm yang memiliki kesamaan dengan badik Bugis namun hanya berbeda dari bentuk dan motif sarung badik. Senjata ini memiliki fungsi estetis yakni tidak hanya sebagai pelengkap pakaian adat namun juga sebagai simbol kegagahan dan keperkasaan pria. Hingga sekarang, senjata ini masih digunakan untuk kerja produksi seperti berburu atau bercocok tanam.
Senjata Tradisional Jambi
- Keris Siginjai
Keris siginjai termasuk dalam tabel senjata tradisional 34 provinsi yakni dari Jambi. Dari catatan sejarahnya, senjata tradisional ini adalah milik Raja Rangkayo Hitam seorang raja Jambi yang bijaksana. Keris ini adalah alat yang digunakan raja untuk melindungi diri dan selalu dibawa kemanapun sebagai tusuk konde yang disebut dengan ginjai dalam bahasa Jambi.
Keris ini diwariskan secara turun temurun pada raja yang bertahta. Sedangkan raja terakhir yang mewarisi keris ini adalah Sultan Achmad Zainudin pada awal abad ke-20.
- Pedang Jambi
Jika dilihat, senjata tradisional ini terlihat seperti pedang biasa. Akan tetapi jika diperhatikan, pedang Jambi ini memiliki 2 mata pada bilah pedang yang keduanya sangat tajam sehingga bisa melukai musuh berbeda dengan pedang biasanya yang hanya memiliki 1 mata tajam.
- Tombak Jambi
Tombak memang menjadi hampir dari semua senjata adat daerah Indonesia dengan banyak fungsi yang bisa digunakan. Senjata tradisional ini juga menjadi milik masyarakat Jambi namun dengan beberapa keunikan tersendiri. Pada bagian tangkai pegangan tombak paling pangkal biasanya akan dibuat menjadi runcing dan pada bagian tangkai yang dekat dengan mata tombak akan diberikan semacam penadah.
Senjata Tradisional Bengkulu
- Keris Bengkulu
Seperti daerah lain yang memiliki mayoritas etnis Melayu, Bengkulu juga memiliki senjata tradisional bernama keris Bengkulu namun berbeda dengan keris lainnya. Keris Bengkulu ini berbeda pada luk atau lekukan yang berjumlah genap dan juga tahta yang terdapat pada sarung serta gagangnya.
- Rambai Ayam
Rambai ayam adalah senjata tradisional Bengkulu yang tidak dapat ditemukan di provinsi lainnya. Senjata ini merupakan jenis senjata tusuk yang bagian ujungnya runcing dan salah satu sisinya tajam. Senjata tradisional ini juga biasa disebut masyarakat sekitar dengan sebutan jembio.
Rambai ayam ini sangat unik dari segi ornament sebab tidak hanya bilah yang melengkung dengan sudut kecil seperti taji ayam sehingga mematikan, namun rambai ayam juga dilengkapi dengan banyak pahatan pada bagian pegangan dan kerangkanya.
- Sewar
Sewar merupakan jenis senjata tikam yang berasal dari Bengkulu. Jika di daerah lain, senjata ini disebut dengan badik atau badik manna pada provinsi Lampung. Hingga sekarang, para Bengkulu pedalaman masih menggunakan senjata ini yang diselipkan di bagian pinggang ketika bepergian untuk menjaga diri. Bentuk senjata tradisional ini berbentuk pisau dengan satu mata yang tajam dan pada bagian ujungnya dibuat meruncing sehingga juga bisa dipakai sebagai senjata tusuk.
- Dodong
Senjata tradisional dari Bengkulu berikutnya adalah dodong. Dodong atau sering juga disebut dengan pisau dodong cukup terkenal digunakan oleh masyarakat Bengkulu bukan karena daya serang mematikan yang dihasilkan akan tetapi karena sering digunakan para pengantin pria. Sedangkan untuk melihat senjata ini bisa ditemui di Museum Bengkulu dalam salah satu kotak kaca.
- Rudus
Dari beberapa senjata tradisional Bengkulu, rudus menjadi senjata yang paling sering digunakan ketika perang kemerdekaan. Rudus memiliki bentuk yang terlihat seperti golok biasa dengan 1 mata yang tajam namun hanya digunakan oleh orang yang berpengalaman sehingga akan sangat mematikan.
Senjata Tradisional Sumatera Selatan
- Skin
Senjata tradisional Sumatera Selatan yang pertama adalah skin yang merupakan senjata percampuran dari budaya lokal dengan pedagang Tionghoa dan Asia Timur ketika itu. Skin terbuat dari baja berkualitas baik dengan pegangan yang terbuat dari kayu dan direkatkan pada bagian bilah yang tidak tajam. Sedangkan bagian ujung pegangan terdapat sebuah lubang untuk mempermudah peggunan senjata ini dengan jari.
- Khudok
Kudok merupakan senjata tradisional dari Sumatera Selatan yakni kebudayaan masyarakat Pagar Alam. Senjata ini berbentuk seperti pisau kecil seperti senjata khas Lampung bernama badik. Di bagian bilahnya ditempa dengan material logam berkualitas dan pada bagian gagang serta sarung terbuat dari kayu jati.
Khudok ini selalu dibawa para pria ketika bepergian untuk menjaga diri dan kebiasaan tersebut masih terus dilakukan hingga saat ini khususnya oleh masyarakat Pagar Alam hulu.
Senjata Tradisional Kepulauan Bangka Belitung
Siwar merupakan senjata tradisional dari Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki bentuk seperti golok sedangkan panjangnya seperti mandau senjata khas Kalimantan Barat namun tidak bengkok. Senjata ini memiliki bentuk yang rata, pipih, halus dan juga ringan ketika diayunkan yang berguna untuk pertarungan jarak dekat.
Dari segi panjang, ukuran, berat dan ketebalannya memang dirancang sesuai dengan kegunaannya. Dua mata sisinya sangat tajam yang digunakan ketika pertempuran pada masa kemerdekaan Indonesia. Sedangkan untuk siwar pendek berukuran seperti keris dengan bagian ujung yang runcing untuk pertarungan jarak dekat.
Senjata Tradisional Lampung
- Terapang
Terapang adalah senjata keris khas Lampung yang dipakai bangsawan untuk menjaga diri ketika berperang zaman dulu. Terapang juga sering dipakai dalam acara adat seperti pelengkap pakaian adat pengantin pria. Namun, senjata tradisional ini tidak bisa ditemukan di semua daerah Lampung namun hanya menjadi kebudayaan masyarakat Abung yakni di Tulang Bawang Udik dan Kabupaten Lampung Utara.
- Payan
Salah satu senjata tradisional 34 provinsi dan gambarnya selanjutnya adalah payan yang merupakan senjata tradisional dari Lampung yang usianya paling tua dari lainnya. Senjata ini sudah digunakan sejak berabad abad lalu sebagai senjata tradisional prajurit kerajaan Tulang bawang. Payan berbentuk seperti tombak lengkap dengan gagang yang panjang yakni 150 cm hingga 180 cm. Sementara bagian mata tombak terbuat dari besi yang bagian ujungnya lancip.
- Badik Lampung
Sebetulnya, badik merupakan senjata tradisional dari masyarakat Bugis yang ada di Sulawesi, akan tetapi penelusuran para arkeologis menemukan jika senjata badik sudah mulai dikenal masyarakat Lampung dari kebudayaan Bugis yang merantau ke Lampung pada masa lalu. Kesamaan dari bentuk dan juga fungsi membuat teori tersebut rasanya memang bisa dipercaya.
Senjata badik dari Lampung biasanya digunakan para masyarakat untuk melindungi diri dari musuh dan juga hewan buas sehingga selalu dibawa bepergian para pemuda Lampung yang diselipkan diikat pinggang mereka yang bahkan hampir dimiliki semua pemuda di Lampung untuk keseharian mereka.
Senjata Tradisional Banten
Senjata tradisional dari Banten bernama bedog yang digunakan jawara Banten. Fungsi dari gedog ini adalah untuk menebang bambu, pohon kelapa, kebutuhan dapur dan masih banyak lagi. Senjata yang digunakan untuk bela diri ini merupakan senjata tajam dengan bentuk yang sama seperti golok lain. Namun untuk sekarang, gedog tidak lagi digunakan untuk berperang namun hanya untuk kebutuhan sehari hari.
Senjata Tradisional Jawa Barat
- Kujang
Kujang adalah senjata tikam dari Jawa Barat dengan desain unik sebesar 20 hingga 25 cm. Dulu kujang dipakai untuk bela diri dan saat ini digunakan sebagai pelengkap pakaian adat pria. Senjata kujang ini ada sejak abad ke-8 M di masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara dan hingga sekarang sudah banyak memiliki perkembangan.
Ada banyak modifikasi bentuk sehingga ada beberapa jenis kujang seperti bentuk burung ciung, burung kuntul, ayam jago, badak, kodok dan beberapa jenis kujang lainnya.
- Congkrang
Congkrang juga menjadi senjata tradisional Jawa Barat berikutnya yang saat ini sudah mulai sulit ditemukan. Biasanya, congkrang digunakan para ibu untuk membantu suami mereka ketika bertani atau untuk membersihkan halaman sekitar rumah.
Senjata Tradisional DKI Jakarta
- Bendo
Bendo atau golok merupakan senjata tradisional DKI Jakarta atau Betawi yang paling terkenal yang biasanya dijadikan pelengkap pakaian adat pria Betawi untuk kehidupan sehari hari. Masyarakat luas biasanya lebih mengenal sebutan golok dibandingkan dengan bendo.
Masyarakat Betawi umumnya memisahkan golok menjadi 2 jenis yakni untuk bekerja atau gablongan dan juga golok simpenan atau sorenan. Golok simpenan umumnya hanya akan dipakai untuk menyembelih hewan atau melindungi diri.
- Keris Betawi
Senjata khas DKI Jakarta berikutnya adalah keris yang hampir sama dengan senjata tradisional Jawa yakni keris pada umumnya sehingga banyak budayawan yang meyakini jika keris Betawi adalan warisan dari kebudayaan Cirebon dan Sunda.
Senjata Tradisional Jawa Tengah
- Plintheng
Plintheng adalah senjata tradisional Jawa Tengah yang dulu digunakan anak anak sebagai hiburan dan dalam bahasa Indonesia disebut dengan ketapel. Plintheng ini terbuat dari kayu cagak, 2 karet dan kulit hewan serta batu atau kerikil sebagai peluru. Cara menggunakan plintheng ini juga sangat mudah yakni hanya dengan menarik karet sehingga menghasilkan gaya pegas yang kuat.
- Condroso
Wanita Jawa Tengah terkenal sebagai wanita yang mandiri dan bisa menjaga diri mereka dengan sangat baik. Dulu, condroso dijadikan senjata untuk melindungi diri para wanita dari tindak kejahatan. Senjata bernama condroso ini berbeda dengan senjata pada umumnya sebab hanya sebatas tusuk konde namun sangat tajam.
Artikel Lengkapnya silahkan baca pada artikel Senjata Tradisional Jawa Tengah
Senjata Tradisional DI Yogyakarta
- Tombak
Tombak merupakan senjata tradisional DI Yogyakarta yang terdiri dari beberapa jenis seperti bercabang 3, seperti kudi, seperti cakra dan juga berbentuk konvensional. Diantara beberapa tombak tersebut, yang paling dianggap istimewa adalah Kanjeng Kyai Ageng Plered yang sudah ada sejak keraton Mataram Islam sejak pemerintahan Panembahan Senopati.
- Wedhung
Wedhung juga masuk dalam salah satu table senjata tradisional 34 provinsi yakni dari Yogyakarta. Penggunaan wedhung ini sama seperti keris namun jika keris diselipkan di belakang pinggang, maka wedhung diselipkan di depan namun juga ada yang diselipkan di samping tubuh. Wedhung merupakan senjata ampilan abdi dalem atau keparak berpangkat lurah ke atas.
Senjata Tradisional Jawa Timur
- Celurit
Celurit merupakan senjata tradisional Suku Madura, Jawa Timur yang memiliki bentuk melengkung dan memiliki mata pisau pada bagian dalam. Biasanya, celurit memiliki bentuk runcing di bagian ujung serta pegangan tangan 20 cm. Jika dilihat, celurit memiliki bentuk seperti sabit yang biasa digunakan petani untuk memotong rumput.
Celurit adalah senjata tradisional dengan sejarah panjang sebab dulu dipakai tokoh masyarakat bernama Sakera yang merupakan mandir atau petani tebu. Ia merupakan tokoh yang berperan dalam perjuangan ketika memberontak Belanda.
- Bionet
Bionet juga menjadi senjata tradisional Jawa Timur dengan bentuk lurus panjang seperti pedang yang tidak terlalu tajam namun bagian ujung lebih runcing dibandingkan senjata tradisional lainnya. Dulu senjata bionet ini dipakai untuk perang karena bagian ujung yang runcing sehingga bisa membela diri dan melindungi diri ketika diserang musuh.
Artikel Lengkapnya silahkan baca di Senjata Tradisional Jawa Timur
Senjata Tradisional Bali
- Wedhung
Wedhung merupakan senjata tradisional Bali yang terbuat dari logam tempaan berjenis belati atau pisau lengkap dengan ukiran pada bagian gagangnya. Wedhung ini tidak hanya bisa ditemukan di Bali namun juga ada di Cirebon dengan bentuk yang serupa. Perbedaan wedhung Bali dengan cirebon adalah untuk wedhung cirebon bilah pisaunya polos dan untuk wedhung Bali umumnya dilengkapi dengan motif untuk menambah nilai seni senjata tradisional tersebut.
- Tiuk
Hampir sama dengan wedhung, senjata tradisional dari Bali berikutnya adalah tiuk yang sama sama berjenis senjata belati atau pisau. Perbedaannya adalah wedhung dipakai untuk pertahanan diri ketika berperang dan tiuk dipakai untuk memasak, membuat sesaji atau kebutuhan dapur. Desain dari senjata tiuk juga terlihat lebih sederhana jika dibandingkan dengan wedhung.
Senjata Tradisional Nusa Tenggara Barat
- Keris Nusa Tenggara Barat
Masyarakat Nusa Tenggara Barat juga memiliki beberapa jenis keris sebagai senjata tradisionalnya. Keris Nusa Tenggara Barat dibagi menjadi 2 jenis yakni keris Lombok dengan panjang antara 58 cm hingga 71 cm dan juga keris Sumbawa berukuran 34 sampai 51 cm. Istilah keris di Lombok juga dikenal dengan nama sampari dari etnis Mbojo. Sedangkan untuk tampilannya mengadopsi dari jajaran keris Sulawesi.
- Kelewang Nusa Tenggara Barat
Kelewang adalah pedang yang digunakan tentara khusus kerajaan Lombok yang dibuat pada tahun 1700 hingga 1800 Masehi. Masyarakat Lombok biasa menyebutnya dengan nama klewang. Ujung senjata tradisional ini meruncing pada sisi bilah yang tajam. Warangka kelewang terbuat dari kayu hitam dan kayu berora pelet sehingga lebih terlihat garang dan tegas.
Senjata Tradisional Nusa Tenggara Timur
- Sundu
Sundu merupakan senjata tradisional Nusa Tenggara Timur yang bentuknya seperti keris namun dengan ciri khas bentuk lurus dan pegangan yang bentuknya seperti sayap burung. Sedangkan untuk motif berbentuk horizontal melingkar pada sarungnya. Senjata ini dianggap sebagai senjata tikam dengan nilai kesaktian dan juga keramat.
- Kabeala
Kabeala adalah jenis senjata berbentuk parang dari Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur yang biasanya dikenakan di pinggang pria dewasa. Sedangkan untuk bagian gagang parang terbuat dari tanduk hewan khususnya gading sebagai aksesoris pelengkap senjata khas Nusa Tenggara Timur tersebut.
Senjata Tradisional Kalimantan Barat
- Sipet
Sipet atau sumpit merupakan senjata tradisional Kalimantan Barat yang terdiri dari 2 bagian yakni sipet atau selongsong dari bambu atau kayu berongga dan juga damek atau anak sumpit. Selongsong sipet biasanya memiliki panjang 1.5 hingga 2.5 meter. Sedangkan rongga di bagian tengah berukuran 0.35 sampai 0.75 centimeter dan kayu serta rongga sipet harus sangat lurus supaya tembakan bisa akurat.
Selongsong sipet umumnya dipakai bersama dengan damek yang terbuat dari bambu atau kayu tajam berukuran kecil. Untuk perang atau berburu, mata damek umumnya tajam dan ditambahkan dengan racun dari getah pohon ipuh yang sangat mematikan bahkan bisa melukai seekor harimau dewasa hanya dalam 10 menit saja.
- Lonjo
Lonjo atau tombak juga merupakan senjata tradisional Kalimantan Barat sejenis tombak dengan mata yang runcing. Lonjo biasanya dibawa masyarakat suku Dayak ketika berburu untuk melumpuhkan hewan buruan dari jarak dekat. Seperti sipet, mata lonjo biasanya juga diberikan racun sehingga bisa berakibat fatal. Senjata lonjo ini terkadang juga ditambahkan dengan tangkai berongga yang digunakan sebagai pengganti selongsong sipet ketika dalam kondisi mendesak.
- Talawang
Talawang adalah perisai atau tameng yang biasanya dijadikan pelengkap mandau untuk melindungi diri dari serangan musuh. Talawang terbuat dari kayu ringan akan tetapi kuat dengan lebar antara 30 hingga 50 centimeter dan panjang 1 sampai 1.5 meter.
Talawang umumnya ditambahkan dengan pegangan pada bagian dalam dan juga ukiran di bagian luar. Ukiran pada talawang tersebut yang menjadi daya tarik dari senjata tradisional ini yang bahkan juga sering dibawa pulang oleh para wisatawan.
Artikel lengkapnya silahkan baca di Senjata Tradisional Kalimantan Barat
Senjata Tradisional Kalimantan Tengah
- Duhung
Duhung adalah senjata tradisional Kalimantan Tengah yang dipercaya sebagai salah satu senjata tertua suku Dayak. Pada awalnya, senjata ini tidak dimiliki orang sembarangan karena hanya raja dan leluhur Dayak saja yang memiliki duhung tersebut seperti Raja Sangiang, Raja Bunu dan juga Raja Sangen.
Dari sejarahnya, ketiga raja tersebut memiliki duhung yang berbeda beda. Duhung Raja Sangiang dan Raja Sangen terbuat dari besi yang bisa mengapung. Sementara duhung milik Raja Bunu terbuat dari besi yang tidak bisa mengapung yang biasa disebut dengan leteng.
Duhung umumnya berukuran 50 sampai 75 cm yang dipakai untuk berburu dan bercocok tanam. Namun dalam perkembangannya, duhung tidak lagi dipakai sebagai senjata akan tetapi untuk benda pusaka yang disimpan atau dipajang.
- Mandau Kalimantan Tengah
Mandau merupakan salah satu dari senjata tradisional 34 provinsi dan gambarnya yang sangat terkenal. Mandau memiliki panjang 1/2 meter yang diambil dari kata mand berarti salah satu suku Cina bagian selatan dan juga dhao yang berart golok dalam bahasa China. Senjata bernama mandau ini juga dibuat oleh pandai besi yang memiliki kekuatan gaib.
Mandau ini memiliki ciri khas yakni ukiran pada bagian bilah yang tidak tajam. Selain itu, ada beberapa tambahan lubang di bilah yang tidak ditutup dengan tembaga atau kuningan atau temabaga agar terlihat lebih indah. Mandau ini juga terdiri dari 2 jenis yakni mandau tampilan dan juga mandau biasa. Untuk mandau tampilan biasanya dipakai untuk upacara atau perang, sedangkan mandau biasa dipakai untuk kebutuhan sehari hari.
Senjata Tradisional Kalimantan Selatan
- Sungga
Sungga merupakan senjata tradisional Kalimantan Selatan yang digunakan masyarakat ketika Perang Banjar di Benteng Gunung Kandangan, Hulu Sungai Selatan. Senjata ini akan dipasang pada bawah jembatan untuk jebakan sehingga ketika musuh melewati jalan tersebut, maka jembatan akan runtuh dan musuh jatuh tertancap sungga yang sudah dipasang tersebut.
- Sarapang
Senjata Kalimantan Selatan berikutnya adalah sarapang yang bentuknya menyerupai trisula atau tombak bermata tiga. Akan tetapi senjata khas Kalimantan Selatan bernama sarapang ini berbentuk tombak dengan mata tombak 5 buah yakni 4 di bagian sisi dan 1 di bagian pusat atau tengah.
Sarapang umumnya dipakai masyarakat Kalimantan Selatan untuk berburu dan juga menangkap ikan yang berukuran besar.
Senjata Tradisional Kalimantan Timur
- Mandau Kalimantan Timur
Mandau merupakan senjata tradisional suku Dayak yang dipakai raja atau kepala suku raja sebab dipercaya merupakan senjata keramat yang dipelihara dan dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Mandau adalah senjata sejenis parang dengan panjang sekitar setengah meter. Ciri khas dari mandau Kalimantan Timur ini adalah ukiran di bilah yang tidak tajam.
- Gayang
Gayang adalah senjata Kalimantan Timur selanjutnya khususnya dari suku Dayak Kadazan dusun dengan bentuk yang hampir mirip dengan mandau namun desain bilah dan sarungnya berbeda yakni melengkung. Selain itu, ukuran dari gayang lebih panjang dari mandau yang dibuat dengan menggunakan ritual khusus.
Senjata Tradisional kalimantan Utara
- Kupang Mandau
Kupang mandau atau sarung bilah mandau merupakan senjata tradisional yang terbuat dari kayu kuat dan sarung dilapisi dengan tanduk rusa selain hiasan ukiran. Untuk bagian atas kupang mandau ini ditambahkan dengan tepuser undang yakni ikatan pada kupang yang terbuat dari anyaman rotan.
Selain diikat dengan tempuser, pada bagian atas kupang mandau juga ditambahkan ikatan kantong yang terbuat dari kulit kayu berisi gading dan juga pisau penyerut. Kayu gading dan juga pisau penyerut diyakini masyarakat Dayak bisa menolak binatang buas. Mandau yang sudah ditutup dengan sarung dalam kupang biasanya akan diikat pada pinggang dengan anyaman rotan.
- Ambang Mandau
Ambang mandau adalah sebutan mandau yang terbuat dari besi biasa. Senjata tradisional ini biasanya dijadikan sebagai cinderamata masyarakat penduduk suku Dayak. Jika dilihat lebih teliti, maka ada perbedaan antara mandau asli dengan ambang tersebut. Untuk senjata mandau memiliki ukiran emas, tembaga atau perak serta lebih kuat dan lebih lentur.
Senjata Tradisional Gorontalo
- Aliyawo
Senjata tradisional Gorontalo yang pertama adalah aliyawo yang dipakai ketika perang panipi para prajurit kerajaan ketika sedang merebut kekuasaan. Senjata ini juga digunakan oleh empat kerajaan yakni Kerajaan Limboto, Kerajaan Gorontalo, Gowa dan juga Suwawa.
- Wamilo
Wamilo merupakan senjata umum yang dipakai masyarakat Gorontalo ketika beraktivitas sehari hari khususnya untuk bertani.Senjata tradisional ini terbuat dari besi dan mempunyai ta’upo atau sarung yang terbuat dari kayu kuning.
Senjata Tradisional Sulawesi Utara
Sulawesi Utara memiliki senjata tradisional bernama pedang bara sangihe yang dulu digunakan salah satu Pahlawan Sulawesi Utara bernama Hengkeng U Nang. Hengkeng U Nang dikenal sangat rajin mengasah keahlian dalam bergulat dan ketangkasan dalam bermain pedang bara.
Pedang bara sangihe ini dilengkapi dengan gagang 2 cabang yang tidak hanya ada pada bagian gagangnya namun mempunyai cabang di antara kedua cabang tersebut terdapat gerigi. Senjata tradisional ini sudah menjadi kebanggaan bagi masyarakat Sulawesi Utara sekaligus menjadi kekayaan budaya Indonesia.
Senjata Tradisional Sulawesi Barat
- Badik
Badik merupakan senjata tradisional Sulawesi Barat jenis pisau yang bersisi tajam tunggal atau ganda. Panjang badik ini bisa mencapai setengah meter yang berbentuk tidak simetris dan pada bagian bilah seringkali dihiasi dengan pamor. Senjata tradisional ini juga tidak memiliki ganja atau penyanggah bilah berbeda dengan keris. Senjata ini sekaligus juga sudah menjadi identitas dari Sulawesi Barat dan menurut kepercayaan dari orang Bugis Makassar beranggapan jika semua jenis badik memiliki kekuatan gaib.
Kekuatan ini diyakini bisa memberikan pengaruh pada keadaan dan proses hidup pemiliknya. Selain itu, badik dikatakan juga bisa memberikan kedamaian, ketenangan, kesejahteraan dan juga kemakmuran atau bahkan sebaliknya yakni memberi kemiskinan, kemelaratan dan juga penderitaan bagi pemiliknya.
Selama ratusan tahun, badik sudah digunakan untuk senjata melindungi diri dan berburu serta digunakan sebagai identitas diri dari kelompok etnis atau kebudayaan. Badik tidak hanya terkenal di Sulawesi Barat namun juga bisa ditemui di daerah Mandar dan juga Bugis namun dengan sebutan dan modelnya.
Biasanya, badik ini memiliki 3 bagian yakni hulu atau gagang, bilah atau besi dan juga warangka atau sarung badik sebagai pelengkapnya.
Senjata Tradisional Sulawesi Tengah
- Pasatimpo
Pasatimpo adalah senjata tradisional Sulawesi Tengah sejenis keris dengan bentuk hulu bengkok ke bawah dan sarung yang dilengkapi dengan tali. Dulu, senjata tradisional ini biasa digunakan penduduk setempat dalam acara ritual tari penyembuh yang dipercaya bisa mengusir roh jahat, memotong hewan buruan, mencari kayu bakar atau untuk melindungi diri.
- Guma
Guma adalah senjata tradisional berbentuk panjang yang sudah menjadi pusaka turun temurun. Senjata tradisional ini hanya dipakai ketika sedang mengadakan acara adat dan mata parang tidak terbuat dari besi namun dari batu keras. Dekat pangkal parang juga terdapat ukiran kepala manusia sehingga semakin menambah nilai estetis dan magis senjata tradisional ini.
Senjata Tradisional Sulawesi Selatan
- Badik Lagecong
Badik lagecong dulu dipakai untuk berperang atau digunakan ketika keadaan sedang mendesak. Jenis badik ini memiliki bisa racun pada bilahnya sehingga bisa menghabisi nyawa lawan dalam waktu yang singkat sehingga badik ini memiliki nilai kehormatan tersendiri. Salah satu dari daftar nama senjata tradisional 34 provinsi di Indonesia ini banyak dicari untuk koleksi dengan ukuran sejengkal orang dewasa namun sangat mematikan.
- Badik Luwu
Senjata tradisional Sulawesi Selatan berikutnya masih berjenis badik yakni badik luwu. Seperti namanya, badik ini berasal dari kebudayaan masyarakat Kabupaten Luwu pada masa lalu dengan bentuk membungkuk seperti bungkuk kerbau atau mabukku tedong dengan bilah lurus serta meruncing pada bagian ujung. Sebagian masyarakat Bugis percaya jika badik ini disepuh dengan bibir kemaluan gadis perawan, maka orang dengan ilmu kebal apapun tetap akan mati jika ditusuk.
Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara
- Pedang Sulawesi Tenggara
Senjata khas Sulawesi Tenggara yang pertama adalah pedang Sulawesi Tenggara. Ini merupakan senjata tradisional jarak dekat yang biasanya terbuat dari besi tulang, perak dan juga kuningan.
- Keris Pusaka Emas Aru Palaka
Keris pusaka emas aru palaka juga merupakan senjata tradisional Sulawesi Tenggara jenis keris dengan ciri khas bentuknya yang berlekuk lekuk. Senjata ini sudah digunakan oleh masyarakat sejak zaman dulu baik oleh prajurit atau rakyat kerajaan untuk mempertahankan kerajaan.
Keris ini menjadi senjata sultan atau raja ketika berperang dari jarak dekat yang hanya dimiliki pembesar ketika pemerintahan Raja Liya atau Lakina Liya yang sedang berkuasa dan bertugas mengamankan serta mengatur hasil tanaman rakyat atau tanaman sara di wilayah pesisir pantai.
Senjata Tradisional Maluku Utara
- Parang dan Salawaku
Parang dan salawaku merupakan senjata tradisional Maluku Utara. Panjang parang adalah 90 hingga 100 cm. Sedangkan untuk salawaku merupakan perisai bermotif. Parang terbuat dari material besi yang keras dan ditempa seorang pandai besi, sedangkan kepala parang terbuat dari kayu keras seperti kayu gupasa atau kayu besi.
Parang dan salawaku memiliki arti tersendiri yakni parang berarti pisau besar namun ukirannya lebih besar dari pisau dan lebih pendek dari pedang. Sedangkan sawalaku berarti perisai yang digunakan untuk melindungi diri dan menangkis serangan senjata lawan.
Senjata Tradisional Maluku
Senjata tradisional dari Maluku adalah kalawai yang diambil dari kata kalawai dari bahasa daerah Maluku khususnya daerah Maluku Tengah yakni Pulau Seram, Haruku, Saparua, Nusalaut, Buru, Ambon dan sebagainya. Kata kalawai sendiri terdiri dari 2 kata yakni kala dan wai. Kala berarti tikam dan wai berarti air sehingga bisa diartikan ini adalah alat atau senjata tajam yang biasa digunakan nelayan di dalam air untuk menangkap teripang, ikan, gurita dan lainnya.
Kalawai ini terlihat hampir sama dengan tombak akan tetapi biasanya bagian pegangan terbuat dari bambu dan diberi besi tajam. Besi tersebut harus lebih dari 1 dan diikat melingkari bambu yakni besi besi kecil berukuran 6 ml dan diasah hingga tajam.
Meski bentuknya terlihat seperti tombak, akan tetapi kalawai ini memiliki fungsi yang berbeda dengan tombak. Para nelayan biasanya akan menggunakan senjata ini untuk mencari ikan di dalam air dan juga bisa digunakan di sungai atau danau.
Senjata Tradisional Papua Barat
- Busur dan Panah
Busur dan panah merupakan senjata tradisional dari Papua Barat yang juga digunakan di Papua. Senjata ini paling sering digunakan untuk berburu babi dan juga hewan liar lain. Sedangkan ketika terjadi konflik, senjata ini juga digunakan untuk berperang. Busurnya terbuat dari kayu rumi dengan tali yang terbuat dari rotan. Sedangkan anak panah terbuat dari kayu dengan mata panah terbuat dari tulang hewan yang sudah diruncingkan. Mata panah tersebut biasanya akan diberikan racun dari getah tumbuhan untuk memberikan efek luka.
- Tombak Papua
Tombak adalah senjata tradisional Papua Barat dan juga Papua baik untuk berburu dan juga berperang. Pada pegangan tombaknya terbuat dari kayu, sementara mata terbuat dari batu atau juga bisa tulang tajam. Dengan perkembangan zaman, ada juga mata tombak yang dibuat dari bahan logam dan modifikasi lainnya.
Senjata Tradisional Papua
- Pisau Belati Papua
Pisau belati mungkin menjadi salah satu senjata tradisional yang sudah banyak kita dengar. Namun pisau belati Papua sangat berbeda dengan pisau belati di daerah Indonesia lainnya. Apabila pisau belati umumnya terbuat dari bilah logam, maka ilah belati Papua terbuat dari tulang kaki burung kasuari yang merupakan burung endemik Papua.
Tulang kaki burung kasuari tersebut dipilih karena lebih mudah dibentuk, ditajamkan dan juga strukturnya yang kuat. Sedangkan pada bagian gagang atau pegangan pisau belati biasanya juga dilengkapi dengan hiasan bulu burung kasuari atau serat alam.
- Kapak Batu
Kapak batu juga menjadi senjata khas dari Papua yang biasanya akan dipakai untuk kegiatan tani atau membuka lahan. Masyarakat pedalaman Papua pada masa lalu biasa menggunakan batuan alam yang tajam untuk digunakan sebagai mata kapak. Batuan tersebut akan diikat dengan rotan pada bagian pegangannya yang terbuat dari sepotong kayu. Meski begitu, jenis senjata tradisional Papua ini sudah mulai punah dengan perkembangan zaman dan hanya kelompok terisolir di dalam hutan saja yang hingga saat ini masih memakai senjata kapak batu tersebut.