Rumah Adat Sulawesi Barat

Mari kita bahas salah satu Rumah Adat Sulawesi Barat. Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi yang masih tergolong baru.

Provinsi ini merupakan hasil pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan yang baru terbentuk beberapa waktu silam dan disahkan berdasarkan UU No. 26 tahun 2004.

Provinsi yang memiliki ibu kota Mamuju ini terdiri dari lima kabupaten, diantaranya Kabupaten Mamuju, Kabupaten Mamuju Utara, Kabupaten Mamasa, Kabupaten Majene, dan Kabupaten Polewali mandar.

Provinsi ini mimiliki letak geografis berada pada posisi silang antara Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengan, Kalimantan Timur, dan berhadapan langsung dengan Selat Makassar.

Selat Makassar sendiri merupakan jalur pelayaran nasioanal sekaligus internasional. Kondisi topografi kawasan ini terdiri atas lautan, dataran rendah, serta dataran tinggi dengan tingkat kesuburan yang cukup tinggi.

Karena wilayah provinsi ini berhadapan langsung dengan Selat Makassar, maka tak heran jika masyarakat pesisir Sulawesi Barat dikenal sebagai pelaut ulung.

Meskipun menjadi provinsi yang terbilang baru, namun bukan berarti kebudayaan yang ada pada provinsi ini masih primitif. Kebudayaan Provinsi ini bahkan sudah berkembang jauh sebelum provinsi ini diresmikan menjadi provinsi baru.

Kebudayaan-kebudayaan yang ada di provinsi ini tentu masih berkaitan dengan pola kehidupan masyarakat yang ada di sana. Salah satu suku yang menjadi mayoritas pengguni provinsi ini yaitu Suku Mandar.

Adapun salah satu ikon kebudayaan yang dapat dijadikan sebagai bukti berkembangnya peradaban masyarakat sana yaitu dengan adanya rumah adat. Rumah adat Provinsi Sulawesi Barat sendiri bernama rumah adat Boyang.

Struktur dan Arsitektur Rumah Adat Boyang

rumah adat sulawesi barat

Sama halnya dengan beberapa rumah adat provinsi-prosvinsi lain di Indonesia, rumah adat Sumatera Barat, Boyang ini merupakan jenis rumah adat yang berbentuk panggung dengan ditopang oleh beberapa tiang berukuran besar dengan tinggi 2 meter.

Tiang-tiang tersebut akan digunakan untuk menopang lantai sekaligus atapnya. Uniknya, penggunaan tiang pada rumah adat ini tidak ditancapkan ke tanah, melainkan hanya ditumpangkan pada sebuah batu datar yang berguna untuk mencegah kayu agar tidak cepat lapuk.

Mengingat dari strukturnya yang berbentuk rumah panggung, maka rumah Bayong ini juga dilengkapi dengan 2 buah tangga. Satu beuah tangga diletakkan di bagian depan rumah, sedangkan satu bagian lainnya diletakkan di belakang rumah.

Menariknya, tangga-tangga tersebut memiliki anaktangga yang selalu berjumlah ganjil antara 7-13 buah. Pada bagian sisi kanan dan kiri anak tangga ini juga sudah dilengkapi dengan sebuah pegangan.

Hampir semua bagian rumah adat ini tersusun dari bahan kayu-kayuan. Pada bagian dinding dan lantai, rumah Boyang menggunakan material berupa papan. Papan yang digunakan pada bagian dinding merupakan sebilah papan yang sudah diukir sedemikian rupa disesuaikan dengan motif khas dari Suku Mandar.

Tak hanya itu, dinding-dinding pada rumah adat ini juga sudah dilengkapi dengan beberapa jendela yang digunakan sebagai pengatur sirkulasi udara.

Atap dari rumah adat ini memiliki bentuk prisma yang memanjang dari bagian depan hingga ke belakang, menutupi seluruh bagian rumah. Atap tersebut terbuat dari daun rumbia dan juga dihiasi dengan ornamen-ornamen khusus.

Ornamen-ornamen khusus yang sering digunakan diantaranya tumbaq layar, ukiran burung, ukiran bunga melati ujung bubungan, ukiran ayam jantan pada ujung atap, maupun  ornamen teppang di atas bubungan.

Fungsi Rumah Adat Boyang

Saat dulu, rumah adat Boyang sering difungsikan sebagai tempat Suku Mandar. Untuk menunjang fungsi dan juga kegunaannya, rumah adat ini dibagi menjadi beberapa ruangan yang disebut dengan lotang.

Pada bagian lotang utama terdiri dari tiga bagian, yaitu tangnga boyang, bui boyang, dan samboyang. Sedangkan pada bagian lotang tambahan terdiri dari empat bagian, diantaranya tapang, paceko, lego-lego, dan naong boyang.

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing lotang beserta kegunaannya.

  • Samboyang

Samboyang sendiri merupakan sebuah ruangan yang berada di bagian paling depan. Ukuran samboyang cukup lebar dan sering kali digunakan sebagai ruang tamu.

Tak hanya itu, ruangan ini juga sering digunakan sebagai ruang utama dalam perkumpulan pria saat sedang ada acara adat.

  • Tangnga boyang

Tangnga bonga berada pada bagian tengah rumah. Ruangan ini terletak tepat setelah ruang samboyang. Ukuran ruangan ini lebih luas jika dibandingkan dengan samboyang.

Umumnya, tangnga boyang digunakan sebagai tempat berkumpul dan melakukan berbagai aktivitas bersama keluarga pada malam hari.

  • Bui boyang

Ruangan yang terletak pada bagian belakang rumah adat ini bernama bui boyang. Pada bagian ruangan ini terdapat beberapa kamar atau songi khusus yang digunakan sebagai tempat istirahat bagi si pemilik riumah.

Ada kamar yang diperuntukkan untuk anak bujang, anak gadis, kakek, nenek, dan juga kamar untuk kepala rumah tangga. Kamar-kamar tersebut memiliki ukuran yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

  • Tapang

Tapang sendiri merupakan sebuah ruangan yang terletak di bagian loteng rumah. Umumnya, ruangan ini digunakan sebagai gudang untuk menyimpan barang-barang.

Saat dulu, tapang juga sering digunakan sebagai kamar calon pengantin. Hal ini disebabkan karena letaknya yang tersembunyi akan menyimbolkan bahwa sang calon pengantin harus benar-benar menjaga kesuciannya.

  • Paceko

Salah satu ruang yang berada menyilang dengan bangunan utama rumah ini disebut paceko. Paceko sendiri dalam bahasa Indonesia memiliki arti dapur.

Oleh karena itu, ruangan ini digunakan sebagai tempat memasak dan juga menyimpan berbagai macam persediaan makanan.

Paceko sendiri memiliki luas yang hampir sama dengan ruangan-ruangan lain. Di dalam paceko terdapat sebuah ruangan yang bernama pattetemeangang atau yang biasa disebut kamar mandi.

  • Lego-lego

Pada bagian depat rumah Boyang, Anda akan melihat sebuah ruangan yang memiliki atap namun tidak berdinding. Ruangan tersebutlah yang dinamakan dengan lego-lego.

Lego-lego memiliki fungsi sebagai teras rumah dan digunakan untuk bersantai saat pagi dan sore hari.

  • Naong boyang

Naong boyang juga sering disebut dengan sebutan kolong rumah. Ruangan ini terletak di bagian bawah lantai rumah dan beralaskan tanah.

Biasanya, naong boyang digunakan sebagai kandang ternak. Namun ada juga yang memanfaatkan ruangan ini untuk manette atau menenun kain sarung guna mengisi aktivitas kaum hawa yang ada di sana.

Ciri Khas dan Nilai Filosofi Rumah Adat Boyang

Rumah adat Boyang sendiri memiliki ciri khas dan keunikan pada arsitektur bangunannya.

Keunikan tersebut tentu menjadi ciri khas tersendiri yangdapat membedakan rumah adat Suku Mandar yang berada di Provinsi Sulawesi barat dengan rumah-rumah adat suku lain di Indonesia.

Beberapa ciri khas dan keunikan dari rumah adat ini, diantaranya:

  1. Berbentuk rumah panggung dengan ukuran tiang balok yang besar. Untuk memudahkan pemiliknya, rumah ini dilengkapi dengan dua buah tangga yang terletak di bagian depan dan belakang rumah.
  2. Memiliki atap berbentuk pelana atau prisma yang memanjang dari depan hingga belakang dan menutupi seluruh bagian rumah.
  3. Dibangun menghadap ke arah matahari terbit sebagai simbol keselarasan kehidupan.
  4. Rumah Boyang dihiasi dengan berbagai ornamen pada bagian atap, dinding, tangga, plafon, maupun bagian-bagian lainnya. Ornamen-ornamen tersebut digunakan sebagai hiasan yang memiliki nilai filosofis dan menjadi identitas sosial bagi masyarakat Suku Mandar.

Terimkasih atas perhatiannya dan itulah tadi pembahasan kami tentang rumah adat Sulawesi Barat yang bernama Bayong.