Pakaian Adat Sumatera Barat – Selain terkenal dengan masakan yang sangat nikmat dan bahkan sudah terkenal di Indonesia maupun mancanegara, Sumatera Barat juga dikenal dengan kebudayaan yang kental sekaligus menarik sebab masyarakat Minangkabau sangat kuat dalam memegang adat dan kebudayaan mereka seperti salah satunya pakaian adat Sumatera Barat yang akan kami jelaskan berikut ini.
Isi Artikel
Daftar Nama Pakaian Adat Sumatera Barat
Pakaian Bundo Kanduang
Pakaian bundo kanduang atau disebut juga dengan limpapeh rumah nan gadang merupakan pakaian adat Sumatera Barat yang digunakan oleh wanita. Pakaian ini merupakan lambang kebesaran bagi perempuan yang sudah menikah. Pakaian ini juga menjadi simbol betapa pentingnya peran seorang ibu dalam keluarga.
Kata limpapeh sendiri berarti tiang tengah dari bangunan rumah adat Sumatera Barat. Peran limpapeh tersebut adalah untuk membuat bangunan semakin kokoh. Apabila limapeh tersebut rubuh, maka bangunan juga ikut rubuh. Hal ini juga berlaku pada seorang ibu atau wanita yang tidak pintar mengatur rumah tangga, maka keluarganya akan hancur berantakan.
Secara umum pakaian bernama bundo kanduang atau limpapeh rumah nan gadang memiliki desain yang berbeda beda dari setiap sub-suku. Akan tetapi beberapa kelengkapan khusus wajib ada dalam setiap jenis pakaian adat ini yakni minsie, tingkuluak atau tengkuluk, baju batabue, jambak atau sarung, galang atau gelang, salempang, dukuah atau kalung serta beberapa aksesoris lain.
Tingkuluak
Tingkuluak atau tengkuluk merupakan pelengkap dari macam macam pakaian adat Sumatera Barat. Tingkuluak merupakan penutup kepala dengan bentuk seperti kepala dan binatang kerbau atau atap rumah gadang yang merupakan rumah tradisional Sumatera Barat. Penutup kepala ini terbuat dari kain selendang yang digunakan sehari hari atau pada saat upacara adat.
Baju Batabue
Salah satu dari macam macam pakaian adat Sumatera Barat berikutnya adalah baju batabue. Baju batabue yang juga sering disebut dengan baju bertabur adalah baju kurung atau baju berhias dengan taburan pernak pernik benang emas. Pernak pernik yang terbuat dari sulaman benang emas tersebut merupakan lambang kekayaan alam Sumatera Barat yang berlimpah dan digambarkan dari corak yang beragam.
Baju batabue tersebut memiliki 4 varian warna yaitu biru, merah, hitam dan juga lembayung. Untuk bagian tepi lengan serta leher terdapat hiasan yang dinamakan minsie yakni sulaman yang menjadi simbol jika wanita dari suku Minang harus taat dengan batasan hukum adat.
Lambak
Lambak atau sarung adalah bawahan yang digunakan sebagai pelengkap dalam pakaian adat Sumatera Barat bundo kanduang lambak. Sarung atau lambak ini adalah songket dan juga ada yang berikat. Sarung nantinya akan dipakai untuk menutupi bagian bawah tubuh wanita dengan cara dikaitkan pada area pinggang. Sedangkan untuk belahan bisa disusun pada bagian depan, samping atau belakang tergantung dari adat nagari atau sub-suku yang menggunakannya.
Salempang
Salempang merupakan selendang biasa yang terbuat dari kain songket yang biasanya akan diletakkan pada bagian pundak wanita. Makna pakaian adat Sumatera Barat ini adalah sebagai simbol jika wanita wajib memiliki welas asih pada anak dan cucuk mereka serta harus waspada dengan segala kondisi yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
Deta
Deta atau destar merupakan pelengkap dari pakaian adat Sumatera Barat berupa penutup kepala dari kain hitam yang umumnya akan dililitkan sehingga akan membentuk banyak kerutan. Kerutan kerutan tersebut menjadi lambang sebagai seorang ketua dan pada saat akan memutuskan sesuatu, maka sebaiknya mengerutkan dahinya terlebih dahulu sehingga bisa mempertimbangkan lebih dulu segala baik dan buruknya dalam sebuah keputusan.6
Sedangkan dari dasar pemakainya, deta dibedakan menjadi deta raja yang digunakan oleh para raja, deta saluak batimbo yang digunakan oleh penghulu, deta gadang, deta cilieng manurun dan juga deta ameh.
Baju Penghulu
Pakaian adat Sumatera Barat selanjutnya adalah baju penghulu yang umumnya berwarna hitam terbuat dari beludru. Makna pakaian adat Sumatera Barat yang berwarna hitam ini adalah tentang arti sebuah kepemimpinan. Semua puji dan juga rasa haru bisa diredam sama seperti warna hitam yang tidak akan pernah berubah meski ada warna lain yang menodai.
Sarawa
Sarawa adalah celana penghulu yang juga berwarna hitam. Celana ini memiliki ukuran yang besar pada bagian paha dan juga betis. Ukuran yang besar ini melambangkan jika sebagai seorang pemimpin adat wajib memiliki jiwa besar dalam melakukan tugas sekaligus mengambil sebuah keputusan.
Sasampiang
Sasampiang merupakan pelengkap pakaian adat Sumatera Barat berupa selendang merah yang ditambahkan dengan hiasan benang makai aneka warna yang menjadi lambang keberanian. Sedangkan untuk hiasan benang makau menjadi lambang ilmu dan juga kearifan.
Cawek
Cawek atau ikat pinggang juga menjadi pelengkap dari pakaian adat Sumatera Barat. Cawek ini terbuat dari kain berwarna merah yang diikat pada bagian pinggang khas Sumatera Barat. Kain merah tersebut memiliki bentuk segi empat yang melambangkan jika seorang penghulu wajib tunduk pada hukum adat yang berlaku.
Pakaian Adat Pengantin Sumatera Barat
Seperti provinsi lainnya, Sumatera Utara juga memiliki pakaian adat pengantin yang biasanya akan digunakan oleh kedua mempelai pada acara pernikahan. Pakaian pengantin ini biasanya berwarna merah lengkap dengan penutup kepala dan juga hiasan dalam jumlah yang banyak. Hingga sekarang, pakaian pengantin Sumatera Barat ini juga masih sering digunakan untuk mempelai pengantin namun sudah ditambahkan dengan sentuhan modern sehingga terlihat lebih indah dan cantik.
Pakaian Adat Suku Mentawai
Selain pakaian adat Sumatera Barat suku Minangkabau, suku Mentawai juga memiliki pakaian adat yang berbeda. Suku mentawai sendiri merupakan suku asli yang ada di Sumatera Utara lebih tepatnya di Pulau Mentawai. Masyarakat suku Mentawai berbeda dengan suku Minangkabau sebab tidak terlalu mengenal tentang strata sosial, pemimpin dan juga anak buah. Untuk itu, pakaian adat suku Mentawai juga terlihat sangat berbeda dengan pakaian adat Sumatera Barat.
Suku Mentawai memiliki pakaian adat bagi kaum pria seperti cawat yang terbuat dari kulit pohon baguk bernama karbit. Sedangkan untuk pakaian wanita suku Mentawai disebut dengan sokgumai yang merupakan rok terbuat dari daun pisang dan dlilitkan di area pinggang.
Aksesoris yang digunakan semuanya terbuat dari bahan bahan alami seperti daun, gelang gelang dari akar dan juga bunga. Selain itu, ada juga tambahan aksesoris lainnya yakni ngaleu untuk hiasan leher dengan jumlah banyak yang terbuat dari gelas berwarna. Sementara untuk pergelangan tangan, kedua pangkal lengan dan juga di bagian kepala menggunakan aneka bunga dan daun daunan serta sorat atau ikat kepala yang tidak ketinggalan juga ikut digunakan.
Meski ada perbedaan yang sangat terlihat antara pakaian adat suku Minangkabau dengan suku Mentawai, namun semua ini tidak membuat Indonesia melupakan adat dan juga kebudayaan yang beragam.