Tarian Sulawesi Barat

Tarian Sulawesi Barat – Sulawesi Barat merupakan provinsi pecahan dari Sulawesi Selatan yang dihuni banyak suku seperti suku Mandar, Makassar, Toraja, Bugis dan beberapa suku lain. Provinsi yang berdiri tanggal 5 Oktober tahun 2004 ini memiliki suku yang paling mendominasi hingga sebanyak 50% yakni Suku Mandar. Selain dihuni beragam suku bangsa namun tetapi bisa hidup berdampingan dengan rukun. Provinsi ini ternyata juga memiliki beberapa tarian daerah yang sangat menarik untuk dikenali lebih jauh yang semuanya bisa anda lihat dalam ulasan berikut ini.

Daftar Nama Tarian Sulawesi Barat

  1. Tari Patuddu

Tarian Sulawesi Barat

Tari patuddu merupakan tarian Sulawesi Barat yang dilakukan para wanita dengan gerakan gemulai memakai kipas sebagai properti ketika menari. Dulunya, tari adat Sulawesi Barat ini hanya ditampilkan untuk prajurit yang baru pulang berperang. Sejarah mengatakan jika dulu di Sulawesi Barat terjadi perang antara Kerajaan Balanipa dan Passokorang. Ketika selesai berperang, Kerajaan Balinapa memiliki cara untuk menyambut kedatangan pasukan seperti menampilkan tarian patuddu tersebut.

Selain dipertunjukkan sebagai bentuk penghormatan para pahlawan, tarian ini juga menjadi hiburan bagi pasukan. Namun ketika perang berakhir, tarian ini kemudian digunakan untuk menyambut raja dan para tamu penting yang sedang berkunjung dan diteruskan masyarakat Mandar hingga saat ini.

Tarian patuddu menjadi tarian jenis penyambutan yang dilakukan 5 orang wanita atau lebih baik para gadis atau anak anak. Tarian akan diiringi dengan alat musik tradisional berupa gong dan genderang dengan irama yang berubah ubah mulai dari tempo cepat dan lambat sesuai dengan gerakan para penari. Selain itu, ada beberapa jenis alat musik yang akan digunakan berupa sejenis kecapi serta suling sehingga membuat tarian ini terlihat lebih menarik.

Para penari wanita akan memakai pakaian khas Mandar yakni perpaduan baju bodo dan pakaian Toraja sehingga baju bagian atas terlihat ketat dan bagian bawah memakai sarung tenun khas Mandar. Rambut para penari nantinya akan digelung dan dihiasi bunga atau juga bisa memakai tusuk warna emas, anting, gelang dan kalung khas Mandar.

  1. Tari Bulu Londong

tarian adat sulawesi barat

Tarian khas Sulawesi Barat selanjutnya adalah tari bulu londong yang berasal dari Mamasa, Sulawesi Barat. Tarian dilakukan para pria dengan busana dan senjata seperti para prajurit zaman dulu. Ini menjadi salah satu tarian tradisional yang hampir punah dan terbilang jarang ditampilkan tidak seperti dulu.

Dulu, tarian ini akan dilakukan sambil membawa senjata dan kepala musuh yang berhasil dikalahkan ketika perang yang kemudian dipertunjukkan pada masyarakat sebagai bukti kemenangan dan kehebatan para pejuang. Tarian Sulawesi Barat ini juga ditampilkan sebagai bagian dari upacara Rambutuka untuk bernazar bagi yang sedang sakit. Sesudah sembuh, maka mereka akan merayakan dengan menyajikan tari bulu londong sebagai bentuk rasa syukur.

Tarian akan diawali dengan bunyi terompet bambu para penari sesudah masuk ke arena. Para penari lalu melakukan gerakan khas yang didominasi dengan gerakan tangan sambil memainkan senjata. Tangan kanan akan memainkan pedang dan kiri memainkan tombak.

  1. Tari Toerang Batu

tarian daerah sulawesi barat

Tarian provinsi Sulawesi Barat merupakan jenis tari perang yang biasanya dilakukan pria sebagai prajurit dan wanita sebagai pendukung tari. Dulu, tarian Sulawesi Barat ini dilakukan prajurit Kerajaan Binuang sebelum pergi berperang sebagai ritual khusus untuk meningkatkan semangat dan keberanian para prajurit.

Tarian ini diawali dengan ritual sakral seperti berdoa dan memberi sesajen. Namun seiring dengan berkurangnya perang, maka tarian ini semakin jarang dilakukan. Para pria akan memakai tombak, keris pusaka dan juga tombak ketika menari. Sementara untuk penari pendukung wanita akan membawa mangkuk berisi bunga yang kan ditaburkan pada penari pria.

Tari toerang batu akan diiringi dengan alat musik tradisional seperti gendang dan gong khas Sulawesi Barat serta irama yang mengikuti gerakan para penari. Penari pria akan memakai ikat kepala dan sarung di pinggang lengkap dengan tombak pedang dan keris pusaka. Untuk wanita nantinya akan mengenakan baju lengan pendek dan sarung khas Sulawesi Barat, kalung, gelang dan hiasan kepala yang sangat khas.

  1. Tari Bamba Manurung

tarian dari sulawesi barat

Tari bamba manurung merupakan nama tarian daerah Sulawesi Barat yang terlihat sangat indah lebih tepatnya berasal dari Mamuju ibukota Sulawesi Barat. Tarian umumnya dilakukan pada pesta adat Mamuju di depan tokoh adat dan juga penghulu. Para penari yang semuanya wanita akan mengenakan pakaian adat Sulawesi Barat berupa baju budu serta aksesoris bunga beru beru atau melati di bagian kepala. Sedangkan kipas akan digunakan sebagai properti para penari.

  1. Tari Sayyang Pattudu

tarian tradisional sulawesi barat

Tarian daerah Sulawesi Barat ini berasal dari Mandar dimana sayyang berarti kuda dan pattudu berarti penari sehingga bisa diartikan sebagai kuda yang sedang menari. Para penari nantinya akan memperlihatkan gerakan kepala serta kaki. Tarian biasanya disajikan untuk beberapa acara seperti menjemput tamu kehormatan, peringatan Maulid Nabi Momammad SAW dan juga sebagai hiburan.

Tarian ini juga menjadi cerminan kaum wanita yang diharuskan untuk tenang ketika menghadapi kehidupan. Meski sedang menunggang kuda menari, namun para wanita tetap diharuskan bisa bersikap tenang. Ketika pawang bertindak, maka kuda harus mengeretakkan kaki. Kuda yang digunakan dalam tarian tersebut tidak bisa menari dan tidak dilatih memakai irama rebana. Ada dua gerakan dalam tarian ini yakni mendongakkan bagian kepala dan juga dua kaki depan dengan menghentak secara bergantian.

  1. Tari Ma’ Bundu

tarian khas sulawesi barat

Ini merupakan tarian perang yang dikombinasikan dengan tarian tradisional asal Mamuju Sulawesi Barat lebih tepatnya Kecamatan Monehau serta Kecamatan Kalumpang. Tarian ma’ bundu menjadi tari kreasi yang diambil dari kisah perang masa lalu yakni perang mengadu kekebalan pada senjata tajam dan yang akan menjadi pemenang membawa ulu tau atau penggalan kepala musuh.

Tarian dilakukan 10 orang berpakaian kebesaran yakni BEI berhias ukuran dari kerang kecil. Pada bagian topi terdapat tanduk dan palo palo. Sementara untuk bagian tangan memakai potto balussu untuk gelang dan peralatan perang seperti tombak sebagai properti ketika menari.

  1. Tari Motaro

tarian provinsi sulawesi barat

Tarian provinsi Sulawesi Barat ini diciptakan masyarakat Suku Pamona asli dan tidak ada campuran dari budaya luar. Motaro merupakan tarian khas suku Pamona yang ada sejak dulu dan masih dipelihara hingga sekarang. Untuk lagu pengiring tarian ini sudah dimodernisasikan dan mengikuti perkembangan seni zaman sekarang.

Dulu, tarian Sulawesi Barat dilakukan untuk menyambut pahlawan yang kembali dari perang sebagai bentuk syukur pada Sang Pencipta atas kemenangan yang sudah didapatkan. Dalam tarian ini, para penari akan mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu yang dalam bahasa Pamona disebut inodo yakni kulit kayu yang sudah dicelup ke larutan getah buah sejenis mangga bernama buah polo.

Dalam tarian ini, akan ada beberapa perlengkapan yang digunakan penari, yaitu:

Tinampa: Gelang tangan dari logam putih bersusun sepanjang hasta dengan jumlah sekitar 50 buah.

Langko: Gelang kaki dari logam putih bersusun 2 sampai 10.

Daun soi: Daun yang berwarna coklat tua dan terkadang merah yang dipegang pada tangan kiri penari melambangkan luhur, kehidupan abadi dan keberanian.