Papua merupakan provinsi di Indonesia yang letaknya di ujung timur dengan wilayah luas dibandingkan dengan provinsi lain yang dulu bernama Irian Barat pada tahun 1969 hingga 1973.
Salah satu keunikan Papua ialah dengan bentuk rumah adat yang tidak umum. Selain rumah adat papua yang akan dibahas pada artikel ini, ada juga rumah adat papua Barat.
Sesudah itu, namanya diganti kembali menjadi Irian Jaya hingga tahun 2002 dan baru berubah menjadi Papua dengan dikeluarkannya UU No.21/2001 Otonomi Khusus Papua. Papua tidak hanya memiliki sumber kearifan lokal dari beberapa suku seperti Agats, Asmar, Mandacan, Ayamaru dan beberapa suku lainnya.
Namun Papua juga memiliki beberapa rumah adat yang memiliki keunikan dan makna masing masing seperti yang akan kami jelaskan berikut ini.
Isi Artikel
4 Rumah Adat Papua
Rumah Adat Honai Papua
Honai merupakan salah satu rumah adat Papua lebih tepatnya merupakan rumah adat suku Dani di lembah dan pegunungan provinsi Papua. Bangunan ini terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut terbuat dari jerami. Rumah honai ini dibangun dengan ruang yang terbilang sempit dan tidak dilengkapi dengan jendela yang memiliki tujuan untuk menahan dingin di pegunungan Papua.
Rumah adat Papua ini hanya memiliki tinggi 2.5 meter dan bagian tengah rumah dibuat seperti lingkaran untuk membuat api sebagai penghangat tubuh. Bangunan ini banyak ditemukan di lembah dan pegunungan Pulau Papua khususnya yang memiliki udara dingin di puncak Jayawijaya ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut.
Untuk itulah, masyarakat Papua membuat rumah cukup rendah dengan satu pintu dan tanpa jendela agar udara dingin dari luar tidak masuk ke dalam sekaligus untuk berlindung dari hewan liar. Bagian atap rumah adat Papua ini berbentuk kerucut dan terbuat dari jerami dengan fungsi untuk melindungi dinding dari air hujan sekaligus mengurangi udara dingin yang masuk ke dalam rumah.
Baca Juga: 9 Rumah Adat Bali: Nama, Gambar dan Penjelasannya (LENGKAP)
Rumah adat Papua Barat ini memiliki dua lantai. Untuk lantai pertama berguna sebagai tempat tidur, sedangkan untuk area lantai digunakan untuk istirahat, makan dan juga berkumpul bersama keluarga. Sementara untuk penerangan pada malam hari memakai kayu yang dibakar di bagian tengah rumah. Selain berfungsi sebagai penerangan, panas dari api juga berguna untuk menghangatkan tubuh.
Jika pada rumah modern memakai kasur untuk tidur, maka penduduk Papua memakai rumput kering sebagai alas tidur yang terdiri dari tiga ruangan yakni honai untuk laku laku, ebei untuk wanita dan wamai untuk kandang babi.
- Tata Ruang Rumah Honai
Dari gambar rumah Papua diatas bisa dilihat jika pembagian dua lantai dalam satu bangunan ini dilakukan dengan sederhana. Untuk lantai pertama dipakai ketika makan, memasak dan melakukan kegiatan sehari hari. Sedangkan untuk lantai kedua dipakai sebagai tempat tidur yakni beberapa kamar yang saling berhubungan. Sedangkan pada lantai dasar terdapat semacam lubang yang digunakan untuk menyalakan api.
- Macam Rumah Honai
Menurut sejarah rumah adat Papua ini menyebut cara hidup bermukim dengan sebutan sili yang berarti lingkungan tempat tinggal atau hidup sebuah keluarga. Kata honai sendiri berasal dari dua suku kata yakni hun berarti pria dewasa dan air berarti rumah.
Sedangkan untuk perempuan disebut dengan ebeai yang berasal dari kata ebe berarti tubuh dan air berarti rumah.
- Fungsi Rumah Honai
Dari sejarah rumah adat Papua ini, fungsi utama dari rumah adat honai adalah sebagai tempat tinggal. Akan tetapi, rumah ini masih memiliki beberapa fungsi lainnya, seperti:
- Tempat menyimpan berbagai alat perang dan berburu hewan.
- Tempat mengajarkan anak laki laki agar bisa menjadi pria dewasa yang kuat sehingga bisa bermanfaat bagi suku.
- Merencanakan strategi perang jika memang sedang terjadi perang.
- Untuk menyimpan barang atau simbol dari adat suku yang menjadi warisan turun temurun.
Rumah Adat Papua Kariwari
Rumah adat kariwari adalah rumah adat suku Tobati enggros yang tinggal di sekitar Danau Sentani Kabupaten Jayapura, Papua. Rumah adat Papua ini dibangun khusus untuk laki laki yang sudah berusia 12 tahun. Anak laki laki nantinya akan dikumpulkan dan dididik untuk mengenal sekaligus belajar mencari penghidupan dengan tujuan supaya bisa menjadi orang dewasa yang kuat, terampil dan juga pintar seperti membuat perisai, perahu, memahat, bercocok tanam dan mengajarkan teknik berperang.
Dari gambar rumah adat Papua diatas bisa dilihat jika bentuk bangunan ini adalah segi delapan dengan atap berbentuk kerucut yang kuat menahan angin kencang dari segala arah. Menurut penduduk setempat, sejarah rumah adat Papua ini memiliki makna yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat yakni mendekatkan diri pada roh leluhur.
Rumah adat kariwari ini terbuat dari kulit kayu sebagai lantai, bambu yang dibelah dan disusun sebagai dinding dan atao memakai daun sagu yang disusun rapi. Bangunan ini memiliki 8 buah kayu utuh sebagai kerangka yang disambung memakai tali. Sedangkan jenis kayu yang digunakan adalah kayu besi. Sementara untuk batang kayu utuh berfungsi untuk menjaga keseimbangan bangunan sekaligus menahan atap bangunan agar tidak terlepas. Sedangkan diantara 8 struktur bangunan dibawah kayu digunakan untuk menyimpan hasil kerajinan serta alat berperang.
- Tata Ruang Rumah Adat Kariwari
Rumah adat Papua ini memiliki tinggi antara 20 hingga 30 meter dengan diameter lingkaran bangunan antara 8 hingga 12 meter yang dibagi dalam 3 ruang. Untuk ruang paling bawah digunakan untuk tempat belajar anak laki laki, lantai tengah yang digunakan untuk tempat tidur dan pertemuan para ketua suku dan lantai paling atas untuk tempat meditasi untuk menambah semangat daya juang, berdoa dan juga emosi.
Rumah Adat Papua Rumsram
Bentuk rumah adat Papua ini berbentuk seperti perahu terbalik sebab mata pencaharian kehidupan penduduk memakai perahu untuk mencari ikan di laut. Bahan bangunan sendiri dibuat dari alam seperti kulit kayu, bambu air dan juga daun sagu. Seperti rumah adat kawirari, dinding rumah adat Papua Timur ini terbuat dari bambu untuk dinding, kulit kayu untuk lantai dan daun sagu untuk atap dengan 2 pintu yakni depan dan belakang serta beberapa buah jendela. Agar lebih jelas, anda bisa melihat keterangan rumah adat Papua dan penjelasannya berikut ini.
Tinggi rumah adat rumsram ini mencapai 8 meter dengan dua buah ruangan di bagian dalam. Ruang pertama dibuat tanpa dinding sehingga terbuka dan hanya ada kolom bangunan yang terlihat. Rumah ini dipakai anak laki laki suku yang akan diajarkan beberapa keahlian bersifat praktis seperti membuat perisai, memahat, membuat perahu dan segala keahlian lain yang bisa berguna untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang.
Rumah Adat Papua Ebai
Rumah adat Papua bernama ebai berasal dari kata ebe yang berarti tubuh dan ai yang berarti rumah sebab perempuan merupakan tempat tinggal kehidupan. Rumah adat Papua ini umumnya digunakan untuk mendidik anak perempuan yang diajarkan para ibu dan berguna ketika sudah menikah nanti.
Rumah ebai ini juga dijadikan tempat tinggal para ibu, anak perempuan serta anak laki laki. Namun untuk anak laki laki yang sudah beranjak dewasa akan pindah ke honai. Rumah ebai ini terlihat seperti honai akan tetapi ukurannya lebih pendek dan lebih kecil yang berada di bagian samping kanan atau kiri honai serta pintu yang tidak sejajar dengan pintu utama.