Wilayah indonesia yang sangat luas membuat negara kita ini juga memiliki keberagaman budaya serta suku. Inilah yang menjadi alasan mengapa setiap wilayah juga akan dihuni oleh suku yang berbeda dengan menjunjung nilai kebudayaan tertentu.
Aceh contohnya yang merupakan wilayah ujung dan paling barat ini memiliki banyak budaya yang menjadi warisan dari turun temurun. Suku Aceh sudah mendiami wilayah ini dengan memakai bahasa daerah tersendiri, memiliki filosofi kehidupan dan juga arsitektur rumah adat Aceh yang unik.
Rumah adat Nanggroe Aceh Darussalam sudah sejak lama digunakan dan diwariskan dari generasi ke generasi dengan desain, arsitektur dan material yang sama. Rumah aceh yang dalam bahasa Aceh disebut dengan Rumoh Aceh ini memiliki beberapa jenis sama seperti daerah daerah lain yang akan kami ulas secara lengkap berikut ini.
Isi Artikel
Gambar & Nama Rumah Adat Aceh
Rumoh Aceh
Rumoh Aceh adalah nama rumah adat Aceh yang pertama dengan konstruksi rumah panggung serta denah rumah yang berbentuk persegi panjang. Posisi rumah ini juga diatur dari timur ke barat yang bertujuan agar lebih mudah ketika menentukan arah kiblat sholat. Sementara jika tampak depan menghadap ke arah utara dan juga selatan.
Ciri khas dari rumah adat Aceh ini adalah menggunakan tiang penopang yang sangat tinggi yakni antara 2 hingga 3 meter dan luas rumah setidaknya 200 meter persegi. Ketinggian dasar lantai sampai atap rumah adat ini mencapai 8 meter. Dalam proses pembuatan, rumah adat ini memakai tali ijuk, pasak, baji dan juga kayu sebagai bahan bangunan utama. Sedangkan papan kayu akan digunakan untuk bahan alas serta samping dan atap yang menggunakan rumbia.
Baca Juga:9 Rumah Adat Bali: Nama, Gambar dan Penjelasannya (LENGKAP)
Meski terbuat dari bahan alami dan sederhana, namun bangunan ini bisa berdiri kokoh hanya sudah lebih dari 200 tahun. Filosofi rumah adat Aceh yang menggunakan bahan dari alam ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Aceh pada Allah SWT karena karunia yang sudah diberikan berupa sumber daya alam yang melimpah. Pada saat proses pembangunan rumah ini juga akan diadakan upacara adat yang dijadikan gambaran sedang membangun kehidupan untuk masa depan.
Pembagian ruang pada rumah krong bade ini dibagi menjadi empat bagian yang memiliki fungsi berbeda beda yakni ruang bawah, ruang depan, ruang tengah dan juga ruang belakang.
- Ruang bawah: Dipakai sebagai gudang penyimpanan seperti padi atau hasil panen dan juga alat penumbuk pagi. Ruang bawa juga dipakai untuk aktivitas para perempuan ketika membuat kain khas Aceh sekaligus juga dijadikan area untuk penjualan. Area bawa ini juga berguna untuk mencegah hewan buas masuk sekaligus menghindari banjir.
- Ruang depan: Ruang depan tidak dilengkapi dengan kamar dan hanya dijadikan area untuk anggota keluarga ketika beristirahat, bersantai atau tempat belajar anak anak yang juga dipakai sebagai area menerima tamu.
- Ruang tengah: Ruang tengah atau seuramoe teungoh merupakan ruang inti dalam rumah krong bade. Ini disebut dengan rumoh inong atau rumah indul yang terdiri dari beberapa kamar pada sisi kiri dan kanan dengan letak yang lebih tinggi dibandingkan ruang depan. Ruang tengah ini hanya khusus untuk anggota keluarga sehingga tamu tidak diizinkan untuk masuk bahkan tidak semua anggota keluarga juga dapat masuk.
- Ruang belakang: Ruang belakang atau seurameo likot dipakai sebagai ruang santai keluarga seperti ruang depan yang juga berfungsi sebagai dapur serta tempat untuk berbincang anggota keluarga.
Motif Rumah Adat Krong Bade
Motif hias rumah adat Aceh ini sangat bervariasi mulai dari motif yang berasal dari agama, motif flora, motif fauna dan juga motif alam.
- Motif agama: Motif hiasan memakai ukuran yang berasal dari agama seperti ayat ayat Al-Quran.
- Motif flora: Seperti bentuk akar pohon, ranting, batang, tumbuh tumbuhan dan juga bunga yang tidak diberikan warna merah dan hitam dan biasanya diletakkan pada tangga, tulak angen, dinding, balok untuk bagian kap, jendela rumah serta kindang.
- Motif fauna: Terdapat di bagian dalam rumah adat yang diambil dari aneka bentuk binatang yang disukai dan juga sering dilihat.
- Motif alam: Memakai gambar awan, bintang, bulan, laut dan lain sebagainya yang memiliki nilai tersendiri dimana ketika mereka hendak membangun sebuah bangunan berarti juga akan membangun kehidupan.
Filosofi rumah adat Aceh ini terdiri dari makna yang berbeda beda dari setiap bagian rumah. Untuk struktur rumah panggung berguna untuk melindungi pemilik beserta keluarga dari binatang buas, gentong air di bagian depan untuk mencuci kaki ketika memasuki rumah memiliki arti jika tamu yang datang harus membawa maksud yang baik, tangga dengan bilangan ganjil merupakan simbol dari masyarakat Aceh yang religius dan memiliki bentuk persegi panjang dari barat ke timur yang mencirikan dari masyarakat Aceh yang merupakan masyarakat religius.
Baca Juga: 7+ Nama Rumah Adat Jawa Barat dan Penjelasannya (LENGKAP)
Rumah Krong Bade
Rumah adat Aceh yang disebut rumah krong bade ini merupakan nama lain dari rumoh Aceh. Rumah ini memiliki tangga depan yang berfungsi untuk naik dan masuk ke dalam rumah. Rumah krong bade ini menjadi salah satu rumah adat Indonesia yang sudah jarang ditemui bahkan bisa dikatakan hampir punah. Provinsi Aceh sendiri sudah mulai jarang membangun rumah adat ini karena masyarakat disana sudah lebih senang tinggal dalam rumah yang berbentuk modern.
Selain itu, pembangunan rumah adat Aceh ini juga membutuhkan biaya yang cukup mahal khususnya untuk motif hias rumah adat Aceh yang digunakan ditambah biaya perawatan rumah yang juga tidaklah sedikit.
Rumoh Santeut
Rumoh santeut adalah rumah adat Aceh yang juga sering disebut dengan tampong limong. Ini merupakan rumah adat Aceh yang biasanya dimiliki masyarakat dengan penghasilan rendah. Bangunan ini memiliki tinggi yang sama untuk setiap ruang berbeda dengan ketinggian ruang rumoh Aceh yang berbeda beda. Rumoh santeut ini bisa dikatakan merupakan bentuk rumoh Aceh yang lebih sederhana dengan ketinggian sekitar 1.5 meter.
Dari gambar rumah adat Aceh diatas bisa dilihat jika bangunan juga dibuat dengan material yang lebih sederhana. Bagian atap disusun dari daun rumbia dengan dinding yang terbuat dari pelepah rumbia. Sedangkan untuk area lantai memakai bambu yang sudah dibelah kemudian disusun berjajar namun tidak terlalu rapat dengan tujuan agar udara dari bawah bisa masuk ke dalam rumah. Bentuk rumah yang sederhana ini juga diikuti dengan ukiran pada dinding yang juga sederhana.
Rumoh santeut ini memiliki persamaan dengan rumoh aceh dari segi pembagian ruang yakni ruang depan, ruang tengah dan juga ruang belakang. Selain itu, ada ruang tambahan bale pada bagian depan rumah. Sedangkan untuk ruang belakang digunakan untuk tidur karena lebar ruangan yang tidak terlalu luas. Untuk menjamu keluarga, tamu dan juga mengadakan acara silaturahmi, maka akan dilakukan di kolong rumah.
Rumah Rangkang
Rumah rangkang adalah rumah adat Aceh berbentuk rumah panggung yang hanya memiliki satu buah ruangan saja. Biasanya, ruangan dalam bangunan tersebut digunakan sebagai tempat istirahat para petani yang sedang menggarap lahan mereka. Bahan bangunan yang digunakan untuk membuat bangunan ini juga sangat sederhana yakni terbuat dari kayu biasa untuk kerangka serta daun rumbia yang dipakai sebagai penutup atap.