Rumah Adat Kalimantan Barat

Kali ini Anda akan belajar tentang Rumah Adat Kalimantan Barat.

Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia dikenal dengan nama provinsi Seribu Sungai karena memang memiliki banyak sungai kecil dan besar yang dipakai sebagai jalur utama angkutan ketika ingin masuk ke pedalaman.

Provinsi yang memiliki ibukota Pontianak ini juga memiliki banyak suku serta sosial budaya dari mulai pakaian adat Dayak dan juga rumah adat yang semuanya dipengaruhi dengan corak Dayak serta Melayu.

Untuk ulasan kali ini, kami akan menjelaskan tentang beberapa jenis rumah adat Kalimantan Barat yang masing masing memiliki nilai filosofi tersendiri sehingga memang pantas untuk dikupas tuntas.

Daftar Nama Rumah Adat Kalimantan Barat

  1. Rumah Adat Betang Radakng

Rumah Adat Kalimantan Barat

Betang radakng merupakan rumah adat Kalimantan Barat yang disebut juga dengan rumah panjang atau rumah betang yang diambil dari bahasa Dayak Kanayatn. Rumah adat ini memang dirancang khusus agar bisa menampung hingga 600 orang pada ruang tamanya. Bangunan ini juga dilengkapi dengan ukuran halaman luas sehingga bisa dijadikan tempat untuk melaksanakan acara budaya lokal.

Rumah adat Kalimantan Barat ini memiliki panjang sekitar 138 meter dan tinggi sekitar 7 meter yang sekaligus juga menjadi bangunan paling mewah di daerah perkotaan.

Rumah adat Dayak Radakng di Pontianak, Kalimantan Barat ini bahkan sudah mendapat anugerah rekor dunia dari MURI sebab bahkan Indonesia sendiri belum memiliki ukuran bangunan seperti rumah adat suku Dayak Radakng.

  1. Rumah Adat Betang

keunikan rumah adat Kalimantan Barat

Keunikan rumah adat Kalimantan Barat ini terlihat dari bentuknya yang sangat bervariasi tergantung dari seberapa banyak anggota keluarganya. Umumnya, rumah adat betang ini dihuni oleh keluarga besar suku Dayak sehingga sangat besar. Rumah betang memiliki panjang 150 meter dan lebar 30 meter dan bahkan sebagian juga dibangun lebih besar dari itu.

Biasanya, rumah adat Kalimantan Barat ini dibangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga hingga lima meter dari permukaan tanah. Tujuan dari pembuatan rumah yang tinggi dari permukaan tanah adalah untuk mengantisipasi datangnya banjir. Masyarakat biasanya akan hidup bersama dan berkelompok dalam satu rumah secara turun temurun atau tradisi.

Masing masing rumah tangga atau keluarga akan tinggal dalam satu bilik atau ruangan yang sudah disekat dalam rumah betang berukuran besar tersebut. Selain itu, suku Dayak biasanya juga memiliki beberapa rumah tunggal yang dibangun sementara waktu yang bisa digunakan untuk aktivitas ladang. Rumah tunggal ini dibuat karena jarak antara ladang dengan tempat pemukiman penduduk yang cukup jauh.

Bagian Rumah Adat Betang

Seperti rumah rumah adat lainnya, rumah adat betang ini juga memiliki beberapa bagian seperti bagian depan dan juga bagian belakang.

  • Bagian Depan

Pada bagian depan rumah adat Kalimantan Barat ini memiliki anak tangga sebagai pintu masuk ke dalam rumah. Rumah dengan bentuk panggung dan ketinggian sekitar tiga hingga lima meter dari permukaan tanah ini bertujuan untuk menghindari banjir dan juga serangan hewan buas.

Pada bagian ujung tangga juga terdapat sebuah bale dengan ukuran yang tidak terlalu luas dengan fungsi untuk menerima tamu atau pertemuan dengan kerabat dan keluarga lainnya. Masuk ke bagian dalam rumah akan ada banyak ruang yang disekat menjadi beberapa ruangan. Setiap ruang ini akan ditempati oleh keluarga. Sebagai contoh, jika terdapat 100 keluarga, maka jumlah bilik yang disediakan di dalam rumah juga berjumlah 100 buah.

  • Bagian Belakang

Pada bagian belakang rumah adat ini terdapat sebuah ruangan yang berguna untuk digunakan menyimpan hasil dan juga peralatan pertanian. Rumah adat Kalimantan Barat juga memiliki kandang hewan ternak yang menyatu dengan rumah sebab hewan ternak masuk dalam harta kekayaan keluarga masyarakat seperti babi, sapi dan juga anjing.

  1. Rumah Adat Baluk

keunikan rumah adat Kalimantan Barat

Gambar rumah adat Kalimantan Barat diatas bernama rumah adat baluk yang menjadi rumah bagi suku Dayak Bidayuh. Bentuk rumah ini terlihat berbeda jika dibandingkan dengan rumah adat suku Dayak lain. Rumah adat baluk ini digunakan masyarakat suku Dayak Bidayuh dalam acara ritual tahunan atau nibak’ng sesudah musim penggarapan ladang tahun berikutnya yang biasanya dilakukan pada tanggal 15 Juni.

Bentuk rumah ini bundar dan memiliki diameter sekitar 10 meter dan tinggi kurang lebih 10 meter serta tinggi sekitar 12 meter yang disanggah dengan sekitar 20 tiang kayu dan beberapa kayu penopang lainnya dan juga satu batang tiang yang dipakai sebagai tangga berbentuk seperti titian. Arti dibalik ketinggian bangunan rumah adat ini adalah untuk memberi gambaran tentang kedudukan atau tempat Kamang Triyuh yang harus dihormati.

Rumah adat Kalimantan Barat ini masih bisa kita lihat hingga sekarang di Kecamatan Siding, Desa Hli Buei, Dusun Sebujit yang berjarak lebih kurang 134 KM dari ibukota Bengkayang dan bisa ditempuh dengan motor air selama lebih kurang 2 jam.

Rumah adat ini digunakan oleh masyarakat Suku Dayak Bidayuh dalam acara ritual

  1. Rumah Adat Melayu

gambar rumah adat Kalimantan Barat

Melayu tidak hanya ada di provinsi riau, namun Kalimantan Barat juga bisa ditemukan banyak rumah adat Melayu yang terdiri Balai Kerja dengan fungsi untuk Sekretariat Pertemuan Balai Rakyat, taman bermain dan juga sebagai kios untuk penjualan. Semua ruangan yang ada di rumah adat Kalimantan Barat ini memiliki fungsi yang berbeda beda seperti untuk acara adat, penginapan, pengobatan dan juga pertunjukkan acara lain.

Rumah adat Kalimantan Barat ini juga menjadi pusat kebudayaan Melayu yang ada di Kalimantan Barat. Sesudah diresmikan, rumah adat Melayu ini juga menjadi destinasi wisatawan luar negeri yang berkunjung ke daerah ini. Kegiatan untuk mengambil keputusan juga menggunakan rumah adat ini yang akan dilakukan oleh Majelis adat.

Bangunan rumah adat Kalimantan Barat ini bagian atapnya mendapat pengaruh dari atap bangunan Jawa. Fungsi dari model atap segitiga dengan tinggi 30 derajat ini adalah udara yang mengalir tidak panas dan tidak terperangkap dalam ruangan tersebut. Rumah ini juga memiliki kolong pada bagian bawah rumah yang tinggi dan digunakan untuk parkir kendaraan yang sedang berkunjung dan akan digunakan untuk kendaraan warga setempat untuk hari hari biasa.

  1. Rumah Panjang

sketsa rumah adat Kalimantan Barat

Rumah panjang juga menjadi salah satu bangunan khas Kalimantan Barat. Rumah adat ini menjadi pusat dari kehidupan dari masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Saat ini, rumah adat Kalimantan Barat ini bisa dikatakan sudah hampir punah karena jumlahnya yang sudah semakin sedikit. Ketika tahun 1960, pemerintah menghancurkan beberapa rumah panjang karena dicurigai menganut paham komunis. Rumah adat Kalimantan Barat ini juga sangat identik dengan rumah adat di Kalimantan Tengah yang disebabkan karena lokasinya saling berdekatan.

Rumah adat ini dulunya terbuat dari kayu dengan panjang sekitar 180 meter dan lebar 6 meter dengan ruangan sebanyak 50 ruangan. Rumah ini memiliki satu buah kamar. Selain itu, bangunan ini juga memiliki beberapa bagian yakni teras atau juga disebut dengan pante, ruang tamu yang disebut dengan samik serta ruang keluarga. Dalam ruang tamu juga terdapat sebuah meja yang disebut dengan pene dengan fungsi untuk tempat berbicara atau menerima tamu. Pene ini memiliki bentuk lingkaran yang juga bisa dipakai sebagai tempat meletakkan makanan atau minuman ketika akan menyambut tamu. Untuk bagian ruang keluarga berbentuk sederhana dengan panjang 6 meter dan lebar 6 meter. Sementara untuk bagian belakang rumah panjang dipakai sebagai dapur untuk keluarga dan biasanya setiap keluarga juga memiliki dapur mereka masing masing.